Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sanitasi yang buruk masih menjadi permasalahan yang terjadi di Indonesia. Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masih ditemukan di beberapa daerah di Indonesia dan menjadi tantangan bagi pemerintah.
Kementerian Kesehatan mencanangkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis yang buruk. Salah satu pilar STBM yakni stop buang air besar sembarangan.
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, memberikan penghargaan dan apresiasi kepada wilayah yang masyarakatnya telah terbebas dari perilaku buang air sembarangan. Adapun wilayah tersebut meliputi:
- Provinsi D.I. Yogyakarta
- Kab. Alor
- Kota Kupang
- Kab. Sumbawa Barat
- Kab. Sleman
- Kab. Gunung Kidul
- Kab. Bantul
- Kota Yogyakarta
- Kota Pare-Pare
- Kab. Karanganyar
- Kab. Sukoharjo
- Kab. Semarang
- Kab. Wonogiri
- Kab. Grobogan
- Kab. Boyolali
- Kab. Semarang
- Kota Semarang
- Kota Madiun
- Kab. Ngawi
- Kab. Pacitan
- Kab. Lamongan
- Kab. Magetan
- Kab. Pringsewu
- Kota Banda Aceh
"Saya mengingatkan betapa pentingnya sanitasi dan air bersih. Kita masih mempunyai masyarakat yang belum membuang air besar di tempat yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu STBM ini mempunyai lima pilar bagaimana kita stop buang air besar sembarangan, kita cuci tangan pakai sabun," ujarnya saat ditemui pada acara Penghargaan STBM Berkelanjutan di Gedung Kementerian Kesehatan, Kamis (18/10/2018).
Sanitasi buruk tidak hanya berpengaruh pada kesehatan, tapi juga pada ekonomi negara. Untuk kedepannya, Menkes berharap agar wilayah lain yang belum menjadi daerah yang bebas bab sembarangan agar terus mendorong pembangunan sanitasi yang laik bagi masyarakat.
"Kita harus intervensi sensitif, yaitu sanitasi dan air bersih. Juga perilaku bersih dan sehat harus kita utamakan," tutupnya. (dth)