Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Solo - PDAM Surakarta merasa dirugikan atas insiden berubahnya warna air minum menjadi merah darah. Saat ini PDAM masih menghitung jumlah kerugian yang dialaminya.
Humas PDAM Surakarta, Bayu Tunggul, mengatakan tidak mudah menghitung kerugian PDAM. Pihaknya membutuhkan waktu cukup banyak untuk menghitungnya. "Tidak mudah menghitungnya. Kita harus menghitung dulu berapa pelanggan yang terdampak, kira-kira ada 50 orang, lalu pemakaiannya per bulan berapa," kata Bayu kepada detikcom melalui telepon, Kamis (18/10/2018).
Kemudian PDAM juga menghitung biaya untuk menguras air selama warnanya masih merah. Dalam proses itu, kata Bayu, banyak peralatan yang harus dikeluarkan PDAM. "Kita washout itu berapa jam, debit air berapa, biayanya berapa. Lalu alat-alat yang keluar apa saja, kemudian biaya alat dan bahan juga dihitung," katanya.
Selain itu, PDAM juga memperhitungkan kerugian secara nonmateri. Sebab nama PDAM telah tercoreng akibat ulah pihak lain. "Ini kan masalahnya sudah viral. Beruntung kami sudah menemukan sumbernya. Ini juga kami hitung sebagai kerugian," ujar dia.
Seluruh penghitungan biaya nantinya akan disampaikan ke kejaksaan. Pihak kejaksaan nantinya akan memproses melalui jalur hukum. dtc