Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanjungbalai. Dua orang terduga teroris yang tewas ditembak Densus 88 di Kota Tanjungbalai merupakan jaringan Syaiful dan satu orang kawanan kelompok tersebut hingga kini masih Daftar Pencarian Orang (DPO).
Kapolda Sumatera Utara Irjen P Agus Andrianto dam konfrensi persnya, Jumat (19/10/2018), mengatakan, kedua orang terduga teroris yang ditembak tersebut meninggal dunia dan sampai saat ini jenazahnya masih di Rumah Sakit Polda Sumut.
Keduanya yang berinisial HMS dan AMR warga Tanjungbalai itu merupakan jaringan Syaiful. Seorang lagi merupakan kawanan mereka masih berkeliaran dan menjadi buronan petugas.
Dari hasil pengembangan kasus tersebut berhasil diamankan berupa senjata api rakitan, bahan peledak, senjata tajam dan lainnya serta selongsong peluru.
"Saat dilakukan pengamanan keduanya berusaha lari dan melakukan perlawanan.Namun keduanya berhasil dilumpuhkan," katanya.
Kapolda mengimbau warga masyarakat harus senantiasa mewaspadai gerakan teroris, apalagi satu orang rekan kelompok tetsebut masih berkeliaran.
"Kita juga berharap kerjasama dari Pemko Tanjungbalai beserta masyarakatnya untuk mendukung kinerja kepolisian serta senantiasa mewaspadai adanya gerakan teroris, karena diantara jaringan itu sda dudaerah kita," tuturnya.
Menurut keterangan warga setempat, salah seorang terduga teroris yang tewas berinisial AMR yang tinggal di Jalan Pukat Lingkungan II, Kelurahan Perjuangan Kecamatan Teluk Nibung dikenal sosok yang pendiam. AMR yang dengan nama panggilan Sitawar itu tinggal bersama ibu dan dua kakaknya perempuan, sedangkan orang tuanya laki-laki sudah meninggal dunia sekutar 2 tahun lalu.
Sitawar yang merupakan ansk bungsu tersebut sudah menetap sekitar 10 tahun di Jalan Pukat. Sebelumnya ia tinggal di daerah Gang Tembok Lingkungan II, Kelurahan Perjuangan.
Namun peristiwa tersebut membuat warga kaget, dikarenakan sekana ini Sitawar dikenal pendiam,dab setelh menyelesaikan pendidikannya di salah satu madrasah aliyah, Sitawar bekerja sebagai nelayan yang ikut kapal ikan ke daerah Batam. Lebih terkejutnya warga, ketikaTim Jibom (Penjinak Bom) melakukan pengembangan serta menemukan beberapa bahan pekedak di kediamannya.