Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sekitar enam bulan sebelum pemilihan presiden atau Pilpres, adu wacana antar pasangan calon presiden, Joko Widodo-Ma'aruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, melalui masing-masing tim kemenangannya masih menampilkan suasana negatif. Kedua pihak terjebak dalam perdebatan yang menjurus kearah "pertempuran".
Setiap kali berlangsung percakapan yang mempertemukan tim Jokowi-Ma'aruf dan Prabowo-Sandiaga, yang paling menonjol adalah perdebatan tentang kegagalan di masing-masing kubu. Bukan keberhasilan. Akibatnya kedua pihak jadi saling memburuk-burukkan.
"Seharusnya yang mereka tampilkan adalah perdebatan yang orientasinya kebangsaan, mengedepankan kepentingan bangsa. Yang terjadi akhir-akhir ini tidak demikian, tapi lebih pada politik kepentingan yang mencemaskan dan tidak sehat," kata Ketua Umum Ikatan Alumni Mahasiswa Karo Indonesia (IKA MKI) Christian Orchard Perangin-angin pada konferensi pers di Medan, Jumat (19/10/2018).
Katanya, masing-masing tim sukses seharusnya memberikan sumbangan konsep dalam kerangka berpikir kebangsaan agar menjadi masukan bagi kedua capres. Tidak fokus pada kekurangan setiap calon. Dengan demikian potensi disintegrasi di masyarakat terhindari.
IKA MKI, ujar Orchard didampingi Sekjend Robby Sembiring dan Bendahara Tommy Aditia Sinulingga, merupakan wadah kaum milenial etnis Karo yang berasal dari berbagai perhitungan tinggi di Indonesia. Tidak berafiliasi pada kepentingan politik manapun. Selain akan membicarakan kepentingan bangsa, IKA juga memberi perhatian pada pembangunan masyarakat Karo. Terutama terkait pendidikan.
"Kami tidak mau turut campur dengan pertarungan politik saat ini karena IKA bukan tim sukses. Kami hanya bagian kecil dari masyarakat Indonesia yang mencintai bangsa ini dengan segala keanekaragamannya. Kami pemuda dan pemudi Karo yang mencintai Indonesia dengan sepenuh hati," tegas Orchard.