Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Mojokerto - Cawapres nomor 02 Sandiaga Uno mendapat keluhan dari para petani bawang merah di Desa Sajen, Pacet, Mojokerto. Salah satunya soal harga bawang merah yang kini anjlok. Sandiaga pun bakal mengadopsi program di DKI Jakarta untuk mengatasi persoalan tersebut.
Selain menyapa masyarakat, Sandiaga juga sempat berdialog dengan para petani bawang merah di lapangan Desa Sajen. Para petani mengeluhkan harga jual bawang merah yang saat ini terjun di angka Rp 3 ribu/Kg.
"Saya dapat masukan dari petani bawang di sini bahwa ada beberapa kendala. Sekarang harganya jatuh sekali, mencapai Rp 3 ribu per kilo. Biaya produksinya saja sekarang di atas itu, nah ini petani mengeluh," kata Sandiaga kepada wartawan di lokasi, Minggu (21/10/2018).
Tak hanya persoalan harga jual yang terjun bebas, lanjut Sandiaga, para petani juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan bibit unggul. Menurut dia, para petani bawang membutuhkan pendampingan dari pemerintah agar hasil panen lebih maksimal.
"Prabowo-Sandi mempunyai program untuk memastikan harga bawang tak jatuh. Kami tetapkan sebuah harga yang bisa membuat petani bisa merasakan keuntungannya. Ada batas bawah dan batas atasnya," ujarnya.
Cawapres pasangan Prabowo Subianto ini menjelaskan, permintaan bawang merah di Indonesia masih tinggi. Khususnya di kota-kota besar, seperti Jakarta. Permintaan produk turunan bawang merah juga masih tinggi.
"Kita dulu di Jakarta punya program food station, yaitu membeli satu tahun di depan. Karena kami sudah tahu kebutuhan di Jakarta atas bawang merah dan bawang putih selama setahun," terangnya.
Wagub DKI Jakarta non aktif ini menambahkan, kebijakan impor bawang juga bukan solusi yang tepat. Menurut dia, produk bawang impor justru akan membuat jatuh harga bawang lokal. "Juga mengakibatkan petani tak bisa bersaing," ungkapnya.
Sandiaga menambahkan, kehadiran pemerintah dinilai penting untuk memastikan hasil panen petani bawang lokal tak kalah kualitasnya dengan bawang impor. Oleh sebab itu, bibit yang unggul, pelatihan dan pendampingan untuk petani dinilai penting.
"Bawang merah yang dihasilkan di Mojokerto, utamanya di Desa Sajen harapannya bisa bersaing. Karena jika tidak, kesejahteraan petani akan turun, di sini tentunya akan menambah kemiskinan baru," tandasnya.
Usai menampung aspirasi para petani, Sandiaga juga ikut memanen bawang merah di Desa Sajen. Bersama petani, dia turun ke sawah untuk mencoba sendiri memanen bawang merah di kebun. dtc