Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hari ini mengajar di Sekolah Dasar (SD) 07 Kenari di kawasan Salemba, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari acara Kemenkeu Mengajar yang sudah digelar sebanyak tiga kali. Dalam kegiatan belajar mengajar ini, Sri Mulyani menjelaskan soal pendapatan dan belanja negara. Mulai dari pajak hingga penggunaan uang negara.
Siswa-siswi SD kelas VI A ini sangat antusias belajar bersama Sri Mulyani. Banyak pertanyaan yang terlontar dari anak-anak ini. Mulai dari pertanyaan soal pajak hingga pertanyaan soal utang negara.
Seperti Tasya, siswi ini menanyakan bagaimana caranya mendapatkan uang. "Bu kita kan dapat uang dari negara? lalu dari mana negara ini dapat uang?," ujarnya.
Kemudian Sri Mulyani menjawab jika negara mendapatkan penerimaan dari pajak yang dikumpulkan, pemasukan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Lalu ada siswi juga yang menanyakan, kenapa Indonesia sebagai negara kaya tapi masih menarik utang. Sri Mulyani menjelaskan saat ini utang yang ditarik sudah dikelola dengan baik.
Ada juga yang menawarkan cara untuk melunasi utang, yakni dengan mencetak uang. "Kenapa kita tidak cetak uang saja bu?" kata siswi tersebut.
Sri Mulyani menjelaskan sambil tersenyum, jika cetak uang dilakukan untuk melunasi utang maka akan terjadi inflasi dan harga barang akan tinggi. Rupiah sebagai mata uang tidak akan berharga karena supply nya terlalu banyak di sistem ekonomi.
Tasya lalu menanyakan bagaimana pengaruh dolar AS ke Indonesia. Sri Mulyani menjawab pengaruhnya bisa melalui ekspor dan impor, selain itu juga dengan lalu lintas devisa.
Selanjutnya ada pertanyaan pula soal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). "Bu BPJS dapat uangnya dari mana?," tanya Tasya.
Dengan sabar Sri Mulyani menjelaskan jika BPJS adalah badan yang mengelola seluruh uang kesehatan dari masyarakat. "Saat ini BPJS mengelola uang iuran dari masyarakat. Sekarang negara membayari 92 juta rakyat Indonesia yang tidak mampu. Itu gotong royong," jelas dia.
Terakhir pertanyaan yang terlontar dari anak SD itu terkait bantuan dari negara lain untuk bencana alam di Indonesia. "Ibu kalau negara lain mau bantu Indonesia misalnya ke Palu atau ke Lombok wajib nggak?" tanya dia.
Sri Mulyani menjawab hal tersebut bukanlah kewajiban. "Kalau wajib sih nggak, tapi kalau sukarela boleh. Untuk bantuan itu juga ada jenisnya seperti debt atau hibah," jelas dia.
Sri Mulyani mengajar sekitar 30 menit di SD Kenari ini. Selain Sri Mulyani, Sekretaris Jenderal Kemenkeu Hadianto juga mengajar di kelas 5. (dtf)