Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dalam upaya mendorong start-up Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) meluncurkan program Be-X. Program ini merupakan akselerasi start-up yang fokus terhadap pembentukan founder dan team founder yang siap berteknopreneur.
"Meskipun bersifat perdana, Be-X akan melakukan seleksi terhadap 42 start up yang berpotensi besar di masa depan termasuk yang ada di Kota Medan," kata Kasubdit Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf Toar Mangaribi saat kegiatan sosialisasi Be-X, di Hotel Grandhika Medan, Selasa (23/10/2018).
Berdasarkan riset yang dikeluarkan Bekraf, PDB ekonomi kreatif Indonesia tumbuh 4,95% tahun 2016 senilai Rp 922,59 miliar dan memberikan kontribusi sebesar 7,44 % terhadap total perekonomian nasional. Dari angka tersebut, kontribusi beberapa subsektor juga mengalami peningkatan. Subsektor arsitektur menyumbang 2,34%, aplikasi dan game developer sebesar 1,86% dan desain produk 0,22%.
Data riset 2015 juga menemukan bahwa penggunaan teknologi informasi pada industri ekonomi kreatif mengalami peningkatan. Tercatat, sebesar 64,24% usaha ekonomi kreatif menggunakan komputer. Sedangkan usaha ekonomi kreatif yang menggunakan internet sebanyak 68,83%.
Toar mengatakan, pertumbuhan PDB ekonomi kreatif Indonesia juga lebih tinggi dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Singapura dan Filipina. Tidak heran dengan perkembangan positif ini, turut merangsang pertumbuhan start-up digital di Indonesia.
Meski terlepas dari potensi yang ada, sektor ekonomi kreatif tanah air juga menghadapi berbagai kendala. Setidaknya terdapat 13 kendala yang berhasil teridentifikasi dari hasil temuan riset yang dilakukan tahun 2015. Beberapa kendala mendasar yang harus dihadapi yakni 37,4% kendala pada riset dan pengembangan, kemudian 31,56% kendala edukasi.
"Kedua kendala ini juga yang coba dijawab oleh Bekraf melalui program Be-X sehingga ekosistem start-up digital lebih baik ke depan," katanya.
Untuk mempersiapkan start-up Indonesia siap bersaing secara global, tidak hanya infrastruktur pengetahuan mengenai start- up saja yang diperlukan, akan tetapi juga membutuhkan adanya faktor "X" yakni extra, excellent dan collaboration. Faktor X inilah yang coba dibangun dan tingkatkan di start-up Indonesia.
Toar menambahkan perlunya faxtor X ini dalam berteknopreneur agar founder dan team founder memiliki mental yang ekstra dalam menghadapi persaingan, excelent dalam ide dan mampu berkolaborasi dalam tim sehingga bisnis yang dijalankan tidak hanya bisa berkelanjutan tetapi juga bisa berkembang semakin besar.