Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, memberi istilah anggaran kampanye pihaknya dengan sebutan 'paket hemat'. Sandiaga membuka penerimaan dana kampanye pihaknya sejumlah Rp 31,7 miliar dan pengeluaran Rp 16,9 miliar.
"Bisa dilihat jumlah dana yang kami terima, pengeluarannya seperti apa. Mudah-mudahan ini bisa menjadi acuan kampanye yang sangat transparan, terbuka, juga bisa diharapkan menginspirasi proses politik kita ke depan agar mudah-mudahan juga lebih pahe, paket hemat," kata Sandiaga di Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).
"Karena kalau dilihat juga ini sudah sangat pahe dan kita terus terang kalau dilihat belum ada sumbangan signifikan dari nonpaslon," sambung Sandiaga.
Mantan Wagub DKI Jakarta ini berharap ada perbaikan kinerja tim dari sisi penggalangan dana.
"Kita harap di bulan-bulan ke depan akan ada perbaikan dari kinerja kita, mencoba meminta donasi atau sumbangan baik dari perorangan maupun kelompok usaha yang tidak melanggar aturan yang sudah ditetapkan," ujar Sandiaga.
Dari penerimaan dana kampanye selama tiga bulan pertama, Sandiaga menyumbang Rp 26,5 miliar. Sumbangan Sandiaga merupakan sumbangan terbesar. Hal yang sama dilakukan dia sewaktu Pilgub DKI 2017.
Namun Sandi enggan mengomentari tentang dirinya yang menjadi donatur terbesar dalam dua pesta demokrasi. Tapi Sandi menjelaskan, dalam Pilpres 2019, dia ingin berhemat.
"Di Pilkada DKI tentunya saya seperti yang sudah teraudit dan terlaporkan. Sumbangsih saya sudah tercatat, it is part of my history. Bagian dari sejarah. Jadi saya tidak mau mengomentari. Tapi yang sekarang ini saya sangat meyakini bahwa kita bisa melakukan suatu inovasi dari kegiatan kampanye kita yang kita sebut paket hemat," terang dia.
Sandiaga mengaku memiliki cita-cita menciptakan politik berbiaya murah dengan mengedepankan partisipasi masyarakat dalam hal pendanaan.
"Ini inovasi kita bahwa kalau kita mulai mendorong partisipasi kolaborasi di kalangan masyarakat akan menimbulkan biaya politik yang jauh lebih murah. Itu cita-cita saya bergabung bersama tim ini, bagaimana ongkos politik itu bisa lebih terjangkau dan bisa lebih reasonable," jelas Sandi.
Dia menambahkan, ongkos politik yang mahal saat ini menyebabkan orang-orang yang bertalenta dalam bidang politik tak mampu maju.
"Selalu dikemukakan bahwa ongkos politik itu tinggi sekali dan membebani sehingga akhirnya banyak individu talenta terbaik di republik kita tidak bisa maju karena tidak didukung pendanaan yang cukup," pungkas dia. dtc