Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Amerika Serikat (AS) bermanuver di tengah keruhnya kasus kematian jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Usai Presiden Donald Trump menyesalkan sikap Arab Saudi, kini CIA bergerak ke Turki.
Kematian Khashoggi menjadi tanda tanya besar karena warga negara Saudi itu tewas justru di kantor Konsulat Saudi, di Istanbul Turki. Awalnya Saudi membantah Khashoggi tewas dibunuh. Akhirnya Saudi mengakui Khashoggi tewas dalam perkelahian di dalam konsulat itu.
Saudi terkesan menutup-nutupi. Namun cara menutup-nutupi yang dilakukan Saudi dinilai kurang ciamik oleh Trump. Di titik inilah Trump menyesalinya.
"Seharusnya tidak pernah ada sebuah eksekusi atau aksi menutup-nutupi, karena itu tidak seharusnya terjadi," ucap Trump kepada wartawan setempat, seperti dilansir Reuters, Rabu (24/10/2018).
"Mereka memiliki konsep awal yang sangat buruk. Itu dilakukan tidak dengan baik dan aksi menutup-nutupinya merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah aksi menutup-nutupi kasus," kata Trump dalam pernyataan terpisah di Ruang Oval Gedung Putih, seperti dilansir AFP.
Dilansir ABC Australia, kedekatan Trump dengan Pangeran Mohammad bin Salman (MbS) akhirnya turut merusak citra Trump juga. Trump dinilai menunjukkan keraguan dalam mengkritik Saudi.
Namun AS kini bermanuver. Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Gina Haspel terbang ke Turki pada Senin (22/10). Menurut empat sumber yang dikutip Reuters, Haspel berniat mendengar langsung rekaman yang diklaim Turki sebagai bukti kasus tewasnya Khashoggi.
Manuver lainnya, AS mencabut visa 21 warga Saudi yang diduga terlibat kasus Khashoggi. Dilansir AFP dan Reuters, Rabu (24/10), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Departemennya telah mengidentifikasi 21 warga Saudi yang visanya akan dicabut, atau juga tidak akan dikabulkan jika mengajukan visa AS di masa mendatang.
"Sementara kita terus mengembangkan pemahaman kita atas individu-individu yang bertanggung jawab atas kasus ini, tidak hanya mereka yang melaksanakannya tapi juga mereka yang terkait dengan kasus ini, dunia harus tahu bahwa kita berniat meminta pewrtanggungjawaban individu-individu ini ketika kita mengonfirmasi fakta-fakta yang ada," kata Pompeo kepada wartawan setempat.
"Hukuman ini tidak akan menjadi yang terakhir dari Amerika Serikat terkait persoalan ini," kata Pompeo sembari menekankan bahwa AS masih tetap menganggap penting hubungan dengan Saudi.
Usut punya usut, ternyata 21 orang Suadi yang dicabut visanya itu bukan orang sembarangan. Mereka adalah anggota dinas intelijen, staf kerajaan, orang kementerian luar negeri, dan kementerian-kementerian Saudi lainnya.
"Kita membuatnya sangat jelas bahwa Amerika Serikat tidak mentoleransi tindakan semacam ini untuk membungkam Khashoggi seorang jurnalis, dengan kekerasan," kata Pompeo. (dtc)