Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tidak mudah mendatangkan wisatawan ke Danau Toba. Terutama yang belum tersentuh akses transportasi udara, seperti di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, yang menjadi tuan rumah Festival Danau Toba (FDT) 4-9 Desember 2018.
"Pengalaman kami dari Rumah Karya Indonesia (RKI) yang menggelar Tao Silalahi Arts Festival (TSAF) Juli 2018 lalu di lokasi itu, kami sudah promosi setahun sebelumnya. Promosi dilakukan melalui grup-grup pelaku wisata dan komunitas seni di media sosial. Selain itu juga melalui media massa," kata Manager Program TSAF 2018, Ojax Manalu kepada medanbisnis daily.com, Kamis (25/10/2018).
Ditambahkannya, padahal TSAF itu sudah kami lakukan 4 tahun berturut-turut di lokasi yang sama, namun tetap saja perlu promosi yang gencar.
"Malah sebelum hari 'H' kami menggelar pra event serta melakukan kegiatan bersih-bersih Danau Toba bersama dengan masyarakat. Tujuannya untuk memaksimalkan kegiatan itu. Kami juga melibatkan pelaku industri kreatif, baik dari Medan maupun dari daerah tersebut," kata Ojax.
Hasilnya kurang lebih 4.000 pengunjung. Sebagian besar adalah pengunjung lokal yang juga terlibat dalam komunitas pendukung, jelasnya
Ditanya soal prasarana pendukung sekaitan gelaran FDT 2018 yang akan digelar di Kabupaten itu, Ojax mengakui, untuk standar FDT sepertinya kurang memadai.
"Kalau TSAF kan konsepnya memang camping ground dengan suguhan pentas seni dan budaya. Misinya juga soal ekologis. Kalau untuk FDT sepertinya belum. Namun memang, pesona alam di Silalahisabungan itu, apalagi di Pantai Paropo, memang luar biasa," akunya.
Anggota Komisi B DPRD Sumut, Richard Sidabutar, mengatakan, FDT 2018 tidak boleh diundur lagi, apalagi sampai batal. Ini soal kepercayaan dan manajemen. Jadi mari sama-sama kita dorong agar berlangsung maksimal.