Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA, Gina Haspel, dilaporkan telah mendengarkan rekaman audio interogasi dan pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Rekaman itu didengarkan Haspel saat berkunjung ke Turki awal pekan ini.
Seperti dilansir Anadolu Agency dan Hurriyet Daily News, Kamis (25/10/2018), laporan itu disampaikan media ternama AS, The Washington Post, yang mengutip sejumlah sumber yang memahami kunjungan Haspel ke Turki.
"Haspel, yang bertolak untuk perjalanan rahasia ke Turki pada Senin (22/10) waktu setempat, telah mendengarkan (rekaman) audio itu dalam kunjungannya, menurut orang-orang yang familier dengan pertemuan-pertemuannya," tulis The Washington Post dalam laporannya.
"Seseorang yang familier dengan (rekaman) audio itu mengatakan rekaman itu 'meyakinkan' dan bisa memberikan tekanan lebih besar pada Amerika Serikat untuk meminta pertanggungjawaban Arab Saudi atas kematian Khashoggi," imbuh The Washington Post dalam laporannya.
Laporan terpisah dari surat kabar Turki, Sabah, menyebut otoritas Turki juga telah membagi rekaman video terkait pembunuhan Khashoggi kepada Haspel.
Belum ada tanggapan dari otoritas Turki maupun otoritas AS juga CIA terkait laporan ini. Kunjungan yang dilakukan Haspel ke Turki juga tidak dikonfirmasi oleh CIA.
Sebelumnya, sejumlah sumber, yang dikutip Reuters, menyebut kunjungan itu dimaksudkan untuk membahas dan membantu penyelidikan kasus Khashoggi yang masih dilakukan oleh otoritas Turki. Sedangkan empat sumber berbeda yang dikutip Reuters menyebut bahwa Haspel juga berniat mendengar langsung rekaman yang diklaim sebagai bukti kasus Khashoggi itu.
Khashoggi (60), jurnalis senior dan kolumnis The Washington Post ini, diketahui bermukim di AS usai mengasingkan diri dari Saudi. Dia dikenal kerap mengkritik kebijakan-kebijakan Saudi, juga mengkritik putra mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).
Pada akhir pekan lalu, otoritas Saudi akhirnya mengakui Khashoggi tewas dalam perkelahian di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, setelah berulang kali membantah. Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya meyakini Khashoggi tewas dalam pembunuhan berencana dan keji.
Para pejabat Turki sebelumnya mengklaim telah memiliki bukti berupa rekaman audio dan video yang membuktikan Khashoggi disiksa dan dibunuh, bahkan dimutilasi. Pemberitaan soal bukti rekaman itu banyak dibahas media. Namun ternyata Turki belum membagikan bukti-bukti itu kepada negara lain, termasuk AS dan sekutunya. Padahal Presiden AS Donald Trump telah meminta Turki untuk membagikan bukti-bukti yang didapatnya.
Diketahui bahwa badan-badan intelijen AS dan Eropa kesulitan mendapatkan bukti saat menyelidiki dugaan keterlibatan putra mahkota Saudi dalam kasus Khashoggi. Dilaporkan CNN bahwa Haspel dijadwalkan akan menyampaikan briefing kepada Trump terkait penyelidikan kasus Khashoggi pada Kamis (25/10) waktu setempat.(dtc)