Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Palembang - Seorang pria bernama Apria (39) asal Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan tewas dengan kondisi sembilan peluru bersarang di tubuhnya. Pihak keluarga lalu melaporkan kasus ini ke Komnas HAM. Apa kata polisi?
"Kami punya alat bukti, nggak mungkin kami tembak orang tanpa ada buktinya. Untuk Apria ditangkap pada 12 Oktober lalu, ada sabu dan senjata api rakitan," terang Kapolres OKU Timur, AKBP Erlin Tangjaya, saat dihubungi detikcom, Jumat (2/11/2018).
Penangkapan ini, kata Erlin, berawal saat anggotannya menggelar razia gabungan, lokasi razia berada di Karang Kemiri, OKU Timur. Apria melintas saat razia digelar dan langsung diperiksa tim gabungan.
"Saat kita diperiksa itu kelihatan gerak-geriknya mencurigakan. Kemudian dia diminta untuk menunjukkan surat dan SIM. Pada saat bersamaan juga dia ini turun dari mobil sambil memegang HP seperti sedang menelepon," katanya.
"Saat diperiksa salah satu anggota saya melihat ada sabu, anggota teriak dan si pelaku langsung lari. Pelaku ini sempat dikejar, tapi terakhir mengeluarkan senpi dan menembak ke arah anggota," imbuh Erlin.
Karena dinilai membahayakan, Apria pun langsung ditembak. Dia tewas saat akan dibawa ke rumah sakit terdekat di lokasi kejadian.
Beberapa barang bukti berupa sepucuk senjata api rakitan jenis revolver, 2 butir peluru aktif dan 2 selonsong diamankan. Termasuk satu paket sabu, serta botol zam-zam berisikan pirex dan kapas.
"Artinya begini, anggota saya itu bekerja sudah sesuai SOP. Kalau tidak ada bukti cukup tidak mungkin kami tindak tegas. Beberapa saksi juga menyebut kalau dia ini turut mengedarkan sabu di sekitaran OKU Timur," tutup mantan Kasubdit III jatanras Polda Sumsel ini.
Sebagaimana diketahui, kakak kandung Apria, Robinson tak terima jika adiknya ditembak mati polisi saat akan berangkat kerja. Robinson mengatakan biasanya Apria pergi bekerja naik sepeda motor. Namun karena kunci motor tidak ditemukan, Apria akhirnya pergi menggunakan mobil.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada razia kepolisian. Apria hanya membawa SIM tanpa ada STNK. Robinson pun tak tahu detail soal penembakan terhadap Apria.
Robinson mengaku mendapat informasi jApria ditembak karena disebut sebagai bandar narkoba. Bahkan Apria melawan petugas menggunakan senjata api.
"Dari situ (setelah razia) saya tidak tahu. Informasi dari polisi, katanya dia itu melakukan perlawanan. Lalu polisi ambil tindakan tegas kepadanya. Sembilan peluru lah ditembakkan ke dia," ucapnya. dtc