Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sembilan delegasi buruh yang tergabung dalam Aliansi Pekerja/Buruh Daerah Sumatera Utara (APBD SU) awalnya mendapatkan kesempatan untuk masuk dan bertemu dengan Gubernur Edy Rahmayadi di rumah dinasnya, di kawasan Jalan Sudirman Medan, Selasa (6/11/2018).
Hanya saja Edy mendadak menolak untuk berdialog dengan perwakilan buruh jika massa masih bertahan dan berkumpul di jalan yang berakibat macatnya di persimpangan Jalan Sudirman atau di depan kediamannya itu.
Keinginan Edy sontak membuat perwakilan buruh kecewa dan langsung ditolak mentah-mentah oleh buruh. Pasalnya mereka merasa keinginan Edy tidak masuk akal.
"Bagaimana mungkin kami meninggalkan rekan kami yang sedang berdialog di dalam (kediaman gubsu). Kita satu koordinasi, kalau tidak di jalan kemana kami mau meletakkan kendaraan kami, kecuali pak Edy membuka pintu gerbangnya dan membiarkan kami masuk," sebut salah satu buruh.
Para buruh pun sempat memilih bertahan di depan kediaman Gubernur Sumut hingga akhirnya memilih bubar dan mengaku akan melakukan aksi serupa dengan jumlah massa yang jauh lebih besar lagi.
Sebelumnya, Sembilan elemen buruh yang tergabung dalam Aliansi Pekerja/Buruh Daerah Sumatera Utara (APBDSU) mlakukan orasi di depan kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Diponegoro No 30, Medan.
Kehadiran ribuan buruh tersebut ingin menyampaikan kekecewaan dan menagih janji Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi untuk menyejahterakan kaum buruh di Sumut.
Mereka menilai UMP SUMUT yang telah ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja yang ditandangani Dewan Pengupahan belum layak dan harus segera diubah.
"Kami minta gubernur merubah UMP Sumut sebesar Rp2,3 juta yang mengacu dewan pengupahan. Kami kecewa dengan dewan pengupahan dan kepala dinas ketenagakerjaan Sumut yang mendasari nilai UMP di SUMUT, " sebut Amin Basri, koordinator aksi dari Federasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPI).