Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah memutuskan impor jagung maksimum 100.000 ton tahun ini melalui Perum Bulog. Badan usaha milik negara itu pun harus memastikan siap menerima kucuran jagung impor agar tak sia-sia.
Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) menilai ada 4 hal yang harus diperhatikan Bulog sebelum merealisasikan impor.
"Pertama, Bulog harus memastikan jagung yang diimpor merupakan jagung yang berkualitas," kata Direktur Eksekutif Pataka Yeka Hendra Fatika dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Kedua, Bulog harus memastikan penyimpanan jagung dengan baik, sehingga kualitas jagung tidak menurun.
"Harus pastikan, gudang Bulog sudah siap atau belum. Kalau tidak disiapkan, jagung yang baik pun bisa jadi buruk. Harus diperhatikan seberapa cepat jagung kualitasnya bisa turun," lanjutnya.
Ketiga, Bulog harus memastikan distribusi jagung di wilayah yang tepat, alias dekat dengan sentra peternak rakyat. Pasalnya keputusan impor memang dilakukan atas dasar hal tersebut.
"Jangan sampai nyimpan di gudang di tempat yang tidak dibutuhkan. Misal buat peternak rakyat ada di Blitar tapi simpannya di Karawang," tuturnya.
Keempat, menurut dia jagung harus cepat didistribusikan. Pasalnya panen raya diperkirakan akan terjadi di bulan Februari-Maret 2019. Maka jagung impor harus dikucurkan sebelum panen raya.
Disamping itu, mekanisme pembayaran harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak memberatkan peternak rakyat yang membeli jagung impor. Hal itu demi memastikan jagung impor bisa diserap dengan baik oleh peternak.
"Jika mekanisme pembayarannya memberatkan peternak rakyat, bias saja peternak rakyat tidak jadi membeli jagung impor, apalagi dalam waktu dekat akan terjadi panen raya," tambahnya.(dtf)