Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan ada 'draf aliansi' dari ulama yang tak pernah direspons Ketum Gerindra Prabowo Subianto. PAN mengaku tak pernah tahu tentang draf itu.
"Saya baru mendengar tentang apa yang disebut draf aliansi ini. Sebelumnya tidak pernah dengar tentang hal ini. Karena itu, saya tidak bisa membantah atau mengonfirmasi apa yang disampaikan YIM (Yusril Ihza Mahendra)," ujar Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo, kepada wartawan, Kamis (8/11/2018).
Di sisi lain, Dradjad mengaku heran dengan pernyataan Yusril yang menyebut Prabowo tak pernah merespon draf aliansi yang disodorkan ulama itu. Sebab, selama ini, katanya, capres nomor urut 02 itu selalu merespon baik masukan para ulama.
"Yang saya tahu, Prabowo selalu merespons dengan sangat baik masukan-masukan dari para ulama. Meski tidak selalu ikut, saya beberapa kali hadir dalam pertemuan antara Mas Prabowo, Pak Amien (Amien Rais) dan para ulama. Jadi yang disampaikan YIM itu berbeda dengan yang saya ketahui dan alami," tuturnya.
Tak hanya kepada ulama, kata Dradjad, selama ini komunikasi Prabowo dengan parpol koalisinya juga baik. Sehingga, ia meragukan dengan apa yang disampaikan Mantan Menteri Hukum dan Perundang-undangan itu.
"Soal aliansi parpol pun, selama ini pembicaraan tentang koalisi ya gayeng-gayeng saja. Kadang bicaranya multi-pihak, semuanya ikut. Kadang bicaranya bilateral, antar dua pihak saja. Yang jelas, aman dan lancar," ujar Dradjad.
Dradjad mengatakan, untuk urusan Pileg parpol koalisi selama ini juga saling memahami. Baik PAN, Gerindra, PKS maupun Demokrat, bahkan Prabowo-Sandiaga Uno memahami satu sama lain posisi, kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam menghadapi Pileg 2019.
"Kalau soal sinergi dalam pileg, memang masih terus berproses. Maklum ini kan baru pertama kalinya pilpres dan pileg bersamaan. Semua parpol sedang beradaptasi menghadapi sistem baru ini, apapun koalisinya," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra menyebut format koalisi yang dibangun kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak jelas. Dia lalu bicara soal 'draf aliansi' dari ulama yang tak direspons Prabowo.
Yusril mengungkit 'draf aliansi' itu guna menanggapi pernyataan Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman yang mempertanyakan pernyataannya soal pemilu di Indonesia dan di Malaysia. Menurutnya, wajar saja dirinya berbicara tentang koalisi Prabowo dan membandingkannya dengan pemilu di Malaysia.
"Tidak pernah saya menyamakannya, tetapi dalam hal membentuk 'koalisi' (yang sebenarnya tidak ada dalam sistem presidensial), perbandingan dengan Malaysia itu akan banyak membantu dalam menyusun 'koalisi' dalam pemilu serentak di Indonesia," kata Yusril.
Menanggapi Yusril, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengaku tak pernah mengetahui tentang 'draf aliansi' itu. "Saya nggak pernah baca ya. Saya nggak pernah dengar ada draf itu dari Pak Yusril atau dari PBB," kata Muzani.
Senada dengan Gerindra, PKS juga mengaku tak pernah tahu soal draf tersebut. Namun, PKS menyambut positif jika draf itu mau dibahas lagi.
"Sebetulnya bagus-bagus saja jika draf aliansi itu mau dibahas kembali," kata Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin kepada wartawan. (dtc)