Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Empat tahun lalu (2014), ketika Sutrisno Pangaribuan terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Sumut mungkin bukan siapa-siapa. Dia hanya mantan aktivis mahasiswa yang banyak menghabiskan waktunya membesarkan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), tempatnya ditempa. Di partainya, PDI Perjuangan, dia barangkali hanya anak bawang.
Tapi siapa sangka dia kemudian berhasil merebut satu dari sejumlah kursi yang menjadi kuota di daerah pemilihannya, yakni Tapanuli bagian selatan atau Sumut 7. Sutrisno seorang yang beragama Kristen, sedangkan di dapilnya mayoritas Muslim.
Apa rahasianya sehingga dia berhasil menjungkirbalikkan sikap antipati orang kebanyakan dan kini duduk sebagai satu dari seratus legislator di DPRD Sumut?
Sabtu malam (10/11/2018), di acara peluncuran atau launching album lagu perdananya "Suara Perjuangan", di Hotel Danau Toba Internasional, Medan, dia mengungkapkannya di hadapan ratusan tamu yang diundangnya.
Ungkapnya, dimulai pada 2012, oleh wanita pujaannya ketika itu, Endang Marlina Panjaitan, yang mencium bakat Sutrisno bernyanyi. Jadilah kemudian dia. "ditempa". Kemahirannya melantunkan lagu dimatangkan. Di berbagai acara, seperti hajatan pernikahan, dia kerap "dipaksa" menghibur dengan cara bernyanyi.
"Kalau saya ingat waktu kecil dulu, saya suka latihan bernyanyi di kamar mandi. Itu adalah tempat terbaik untuk belajar menyanyi," tuturnya.
Begitu seterusnya hingga Pemilu Legislatif tiba pada 2014, dan Sutrisno ikut mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Sumut, dia terus tampil di pesta-pesta pernikahan bernyanyi. Berpindah-pindah tempat. Hingga dia kemudian dikenal luas di dapilnya. Khususnya di kalangan warga Kristen.
Sambil terus bernyanyi di berbagai kesempatan, Sutrisno berusaha mencuri tahu percakapannya warga tentang nama caleg yang hendak mereka pilih di Pileg.
"Caleg parendei (caleg penyanyi itu), begitu percakapan mereka yang saya dengar," kisahnya.
Ternyata, caleg penyanyi yang dimaksud adalah dirinya. Maka jadilah dia kemudian anggota DPRD Sumut terpilih. Tak sekadar jadi anggota, Sutrisno dipercaya partainya menjadi sekretaris fraksi. Begitu pula di Komisi C, dia juga dipercaya sebagai sekretaris. Mungkin karena sikapnya yang selalu kritis terhadap pemerintah dia dipercaya mengemban tugas tersebut.
Kini tentu saja modal Sutrisno untuk kembali merebut kursi DPRD Sumut pada Pileg 2019 tak cuma bisa bernyanyi. Oleh berbagai pihak rekam jejaknya sebagai anggota dewan dinilai positif.
"Bangga punya senior seperti Abangnda Sutrisno yang kritis sebagai anggota DPRD Sumut. Dia selalu ada untuk mendengarkan saat mahasiswa berdemonstrasi," kata Ketua Badko Himpunan Mahasiswa Islam Sumut Hasbi Silalahi yang hadir pada peluncuran album.
Peluncuran albumnya yang sekaligus juga acara penggalangan dana untuk membantu masyarakat di salah satu kecamatan di kabupaten Mandailing Natal, dinilai koleganya di DPRD Sumut, yakni Doli Sinomba Siregar (Golkar) sebagai salah satu bentuk kepeduliannya yang tinggi kepada rakyat.
Kini terpulang kepada warga Tapanuli Selatan, Padang Sidimpuan, Mandailing Natal, Padang Lawas dan Padang Lawas Utara, apakah Sutrisno layak untuk dipilih kembali. Pasti mereka memiliki alat ukur sendiri. Agar seorang anggota dewan tak hanya pintar bernyanyi.