Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Maskapai penerbangan Sriwijaya Air membuka kemungkinan untuk menambah armada pada 2019. Hal ini untuk menindaklanjuti tren pertumbuhan penumpang pesawat di Sumatera yang terus mengalami kenaikan sejak awal tahun 2018.
Kepada medanbisnisdaily.com, District Manager Sriwijaya Air Medan, Brema P Limbeng mengatakan, Senin (12/11/2018), penambahan armada tersebut akan memperkuat 54 armada yang sudah ada dan terbang dari dan ke seluruh Indonesia.
Ia mengatakan penambahan armada tidak bisa dilakukan tahun ini karena beberapa hal seperti menguatnya Dollar, kenaikan harga avtur lebih dari 10%, dan lainnya. "Kalau kita melihat dari awal tahun 2018, pertumbuhan kita naik. Peluang di Sumut ini besar. Dari data yang kita punya, khususnya Sumatra, pertumbuhan penumpang di seluruh Sumatra itu naik. Medan ada kenaikan beberapa persen," katanya.
Dia menambahkan, Sriwijaya Air sendiri sejak awal tahun 2018 sudah menaikkan pelayanan dengan menyediakan snack, roti, dan air mineral untuk rute Jakarta - Medan dan Medan Jakarta kini juga ada teh dan kopi.
"Dan kita selalu menjaga safety. Kita lebih bagus tak terbang daripada tak safety. Kita tak memaksakan pesawat itu terbang. Bukan cuma di kita di semua airline. Atas kejadian Lion kemarin kita tak usah panik. Karena sampai hari ini transportasi yang paling aman itu ya dari udara," katanya.
Menyoal Delay Delay atau penundaan waktu penerbangan menjadi momok bagi penumpang. Tak jarang penumpang mengeluhkan jika waktun penerbangannya ditunda. Namun, delay bukanlah hal yang disengaja. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya.
Brema mengatakan, delay bisa disebabkan oleh bad weather atau cuaca buruk. Bisa juga karena kepadatan lalu lintas (traffic) di bandara. Dia mencontohkan, kepadatan lalu lintas pesawat di bandara di Jakarta, Surabaya dan Denpasar bisa menyebabkan delay di seluruh bandara di Indonesia.
Bandara di tiga kota besar tersebut adalah bandara yang paling padat di Indonesia. Jika satu pesawat mengalami delai 10 menit, maka rute selanjutnya pasti harus menambah 10 menit untuk melanjutkan. Delay, kata dia, saat ini hampir tidak bisa diprediksi karena hampir seluruh bandara di Indonesia sudah padat.
"Kalau dia holding saja di Cengkareng 10 menit saja, otomatis rute selanjutnya pasti nambah 10 menit. Itu baru landingnya. Belum lagi yang lanjut ke rute berikutnya. Mau take off saja bisa kena trafik lagi kena 10 menit. Makin padatnya bandara itu yang paling besar membuat semua airline delay," katanya.
Menurutnya, jika terjadi penerbangan pesawat tertunda karena menunggu penumpang, hanya terjadi case per case untuk menunggu penumpang yang belum muncul ketika masuk boarding setelah check in,
"Ada di satu bandara, dia sudah check in sudah ada di gate tapi begitu boarding dia tak ada, mungkin ke toilet, ketiduran, atau apalah," katanya.