Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kasus pembunuhan sekeluarga kembali terjadi, kali ini di Bekasi. Kasus serupa sebelumnya pernah terjadi di Pulomas dan Makassar.
Yang terkini, peristiwa pembantaian sekeluarga terjadi di Bekasi pada Selasa (13/11) dini hari. Sekeluarga yang ditemukan tewas itu yakni Diperum Nainggolan bersama istrinya, Maya Boru Ambarita, dan dua anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7). Ada luka bekas senjata tajam di leher Diperum dan istrinya. Sedangkan dua anaknya diduga kehabisan oksigen karena dibekap pelaku.
Polisi belum memastikan motif pembunuhan sekeluarga di Bekasi, Jawa Barat. Sejauh ini, dugaan yang muncul menyebutkan pembunuhan itu terjadi karena dendam pelaku ke korban.
Berikut kasus-kasus pembunuhan sekeluarga di Pulomas hingga Bekasi:
1. Pembunuhan Sekeluarga di Pulomas
Kasus bermula saat Ridwan Sitorus dkk merampok rumah Dodi Triono pada penghujung 2016. Mereka menyekap 11 penghuni, sehingga 6 di antaranya tewas. Keenam orang itu adalah:
1. Dodi
2. Diona Andra Putri (putri pertama Dodi dari mantan istri kedua)
3. Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun, putri ketiga Dodi dari mantan istri kedua)
4. Amalia Calista (teman Gemma)
5. Yanto (sopir)
6. Tarso (sopir)
Seluruh korban ditemukan di sebuah kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter dalam keadaan terkunci. Setelah kamar mandi dibuka, ditemukan ada 6 orang tewas dengan kondisi luka tusuk. Sedangkan ada 5 orang lainnya yang masih hidup dan dilarikan ke rumah sakit.
Para pelaku yakni Ridwan dan Erwin Situmorang berhasil dibekuk. Sedangkan pelaku lainnya, Ramlan Butarbutar, tertembak hingga tewas karena mencoba melawan saat ditangkap.
Singkat kata, Ridwan dan Erwin sudah menjalani persidangan dan pada 17 September 2017, PN Jaktim menjatuhkan hukuman mati kepada Ridwan dan Erwin. Hukuman mati itu dikuatkan Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta. Para terpidana mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung, namun ditolak.
"Menolak kasasi Ridwan Sitorus alias Ius Pane als Marihot Sitorus dkk," demikian dilansir website MA sebagaimana dikutip detikcom, Selasa (13/11).
2. Kartel Narkoba Bakar 1 Keluarga di Makassar
Kasus ini berawal dari Daeng Ampuh (napi narkoba) yang berniat membunuh Fahril. Sebab Fahril memiliki utang penjualan narkoba ke Daeng Ampuh. Daeng lalu menyuruh anak buahnya untuk menghabisi nyawa Fahril.
Caranya yaitu dengan membakar rumah Fahril. Tapi lima orang lainnya di rumah tersebut ikut mati terpanggang. Berikut ini enam yang tewas saat kebakaran pada 6 Agustus lalu:
1. H Sanusi 75 tahun
2. Hj Bondeng 70 tahun
3. Hj Musdalifa 40 tahun
4. Hijas 6 tahun
5. Mira 18 tahun
6. Fahril (bandar narkoba)
Enam orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini dan tiga di antaranya terancam hukuman mati. Tiga orang yang terancam hukuman mati adalah Andi Muhammad Ilham, Daeng Ampuh, dan Appang. Daeng Ampuh sebagai otak pembunuhan ini memberikan instruksi untuk membunuh Fahri dari dalam selnya di LP Makassar.
Namun Daeng Ampuh mengakhiri hidupnya dari dalam sel. Daeng Ampuh tewas dengan melilitkan borgol ke lehernya.
"Pada hari ini telah ditemukan korban meninggal dunia atas nama Akbar alias Ampuh (32) di ruang isolasi Lapas Makassar. Kejadian sekitar pukul 09.00 WIB pagi," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Wirdhanto Hadicaksono di Lapas Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Senin (22/10).
3. Pembunuhan Sekeluarga di Bekasi
Pembunuhan sadis ini berawal dari kecurigaan seorang saksi. Saksi ini mulanya melihat gerbang kontrakan yang menyatu dengan rumah korban terbuka pada pukul 03.30 WIB, Selasa (13/11/2018).
Saksi yang sama, kembali datang ke rumah korban sekitar pukul 06.30 WIB. Karena curiga, saksi membuka jendela dan melihat korban suami-istri sudah tergeletak.
Polisi menyebut ada dugaan dendam di balik pembunuhan sekeluarga ini. Sedangkan hasil autopsi di RS Polri menunjukkan banyak luka akibat senjata tajam dan benda tumpul di tubuh korban.
"Untuk sementara, dugaan motif bisa juga karena dendam. Namun, untuk kepastiannya, kita biarkan para penyidik bekerja dulu mengungkap kasus ini," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Selasa (13/11).
Polisi mengidentifikasi hanya mobil SUV korban yang digondol pelaku. Sedangkan uang dan perhiasan yang ada di dalam rumah tak dibawa lari.
"Untuk sementara, dugaan motif bisa juga karena dendam. Namun, untuk kepastiannya, kita biarkan para penyidik bekerja dulu mengungkap kasus ini," ujar Dedi.(dtc)