Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bila dahulu bermain video game dianggap sebagai hal yang membuang-buang waktu, ternyata saat ini bermain video game punya dampak besar untuk menggerakkan ekonomi. Kok bisa?
Presiden Indonesia E-sports Premier League (IESPL) Giring Ganesha blak-blakan soal data pemain game di Indonesia.
"Di Indonesia itu ada 43,7 juta pemain game aktif. Itu kalau dinilai secara ekonomi itu nilainya US$ 879,7 juta," dalam paparannya di gelaran Innocreativation di Grand City, Surabaya, Rabu (14/11/2018).
Nilai ekonomi itu, kata Giring, datang dari berbagai berbagai aspek yang berkaitan dengan bermain video game.
"Pertama itu dari pulsa. Pasti daru kalian ada yang main PUBG kan? Main Ragnarok kan? Main macem-macem deh. Itu kan kalau main, pasti kalian ada yang beli voucher biar bisa cepat naik level. Bayangkan, 1 orang belanja Rp 50.000 dikali berapa ribu orang dalam 1 jam. Ya dari situ itu ekonomi datang," beber dia.
Peluang ekonomi, tambah dia, juga datang dari penjualan perangkat penunjang bermain game seperti mouse, keyboard, pc, console video game hingga headset.
"56% (dari 43,7 juta pemain game) itu punya headset. Tujuannya apa? Tujuannya supaya main game makin seru. Nah di sini penjualan-penjualan perangkat penunjang video game jadi peluang bisnis. Di situ ekonomi bergerak bos," tutur vokalis grup band Nidji itu.
Peluang bisnis juga datang dari pengguna YouTube. Banyak youtuber yang akhirnya mendulang rupiah dari review permainan game.
"Kan gini ya, seperti anak saya itu boleh main game cuma kalau hari sabtu dan minggu. Terus kalau weekdays mereka ngapain? Ya mereka nonton YouTube yang isinya review main game. Artinya itu kan peluang bisnis lagi," jelas dia dengan semangat.
"Nah ini lah kenapa saya bilang video game itu menggerakkan ekonomi," tandas dia.(dtf)