Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sekretaris Daerah Kota Medan, Wirya Al Rahman angkat bicara mengenai banjir yang merendam ratusan rumah di Kecamatan Medan Maimun. Menurutnya, masalah banjir di lokasi itu tidak akan selesai apabila masih ada warga yang bermukim di bantaran sungai.
"Di Medan Maimun atau di Kampung Aur banjir tidak akan selesai bahkan sampai kiamat sekalipun, " kata Wirya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (16/11/2018).
Dia menyebut banyak warga yang bermukim di bantaran sungai. Sehingga banjir akan tetap terjadi ketika air sungai meluap.
"Kalau tetap seperti itu sampai kiamat sekalipun banjir akan tetap terjadi. Kecuali dibangun tanggul dan tidak ada lagi masyarakat yang bermukim dibantaran sungai," paparnya.
Wirya menambahkan, ada dua jenis warga yang bermukim di kawasan tersebut. Pertama, warga legal atau resmi seperti memiliki izin atau sertifijat terhadap lahan yang ditempati. Kedua, masyarakat yang tidak memiliki izin sama sekali.
"Jadi beberapa waktu lalu saya pernah dialog di salah satu TV. Saat itu mereka memutarkan hasil wawancara masyarakat terhadap kondisi banjir, saya terkejut karena mereka bilang banjir di sana sudah biasa, jadi tidak ada masalah," ungkapnya.
Kata dia, ada wacana mengatasi masalah banjir di wilayah Kampung Aur, yakni membangun tanggul dan rumah susun. Namun, hal itu belum bisa direalisasikan karena belum ada kata sepakat dengan masyarakat.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan rumah di kawasan bantaran Sungai Deli, tepatnya di Kelurahan Aur dan Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun terendam oleh banjir, Jumat (16/11/2018). Hingga siang banjir belum surut.
Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, M Yunus, mengatakan, banjir yang terjadi di dua kelurahan itu bahkan mencapai ketinggian hingga 1,5 meter (150 cm).
"Ada ratusan rumah warga terendam banjir akibat luapan Sungai Deli," ungkapnya kepada wartawan.
Yunus menjelaskan, banjir itu semula terjadi di lingkungan 7, 8, dan 9 Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun. Sekitar pukul 05.30 WIB, dengan cepat debit air memasuki dan merendam 682 rumah warga di sana, yang terdiri dari 716 KK dengan 2852 jiwa.
"Akibatnya warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, dan sebagian masih tetap bertahan dirumah masing-masing," jelasnya.