Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyarankan agar lembaga survei di Indonesia membuka data mentah survei yang dirilis. Tujuannya untuk melihatkan sisi transparansi survei tersebut.
"Survei itu kan harus transparansi, ada cara lain yang lebih efektif dan bermanfaat untuk banyak hal agar dimuat dan orang-orang bisa mengkaji, yaitu siapapun yang merilis ke publik berarti mereka patut menyertakan data mentahnya itu," kata Direktur Eksekutif CSIS Philips J. Vermonte dalam paparan di kantor CSIS, Jl. Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Jumat (16/11/2018).
Philips mengingatkan pentingnya keterbukaan data mentah kepada publik bertujuan agar publik mengetahui kredibilitas lembaga survei tersebut.
Dia juga menyarankan agar KPU membuat peraturan untuk lembaga survei agar mempublikasikan data mentah survei yang dilakukan oleh lembaga survei tersebut ketika merilis survei.
"Apalagi dalam konteks event-event penting seperti pilpres itu bisa melalui KPU, dan KPU bisa membuat kewajiban bagi lembaga survei yang merilis lembaga tertentu harus menyertakan data mentahnya," imbuhnya.
Soal pendanaan, lembaga survei tak perlu khawatir asalkan menunjukkan riset surveinya tersebut.
"Jadi misalnya ditanya siapa yang danai? oh yang danai ini, terus kenapa? nggak, bukan berarti lembaga surveinya nggak bagus, tapi ya sudah sekalian saja kasih data mentahnya dari rilis tersebut," pungkasnya. dtc