Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi - Mengawali Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2018, Banyuwangi kembali menggelar fashion on the pedestrian, di sepanjang trotoar Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Blambangan. Fashion yang menggunakan trotoar sebagai catwalk-nya ini menyajikan 70 model dari berbagai kategori dan berkelas karya desainer lokal.
Para model ini memeragakan bermacam busana dengan bahan batik khas Bumi Blambangan dengan motif 'gedhegan'. Mereka berlenggak-lenggok menyusuri pedestrian ruang terbuka hijau yang terletak di jantung kota Banyuwangi tersebut. Aksi mereka pun sontak membuat para pengguna jalan kagum dan memuji event yang sudah digelar untuk yang keenam kalinya.
Bupati Banyuwangi Abullah Azwar hadir bersama Bupati Rembang Abdul Hafidz untuk menyasikan langsung fashion ini. Hadir juga desainer batik ternama Nyona Indo, Priscila Saputro dan Ali Charisma, Founder Indonesia Fashion Chambers. Kedua desainer ini juga didapuk sebagai juri dalam event.
"Event ini kembali kita gelar untuk mendorong dan merangsang desainer, pembatik dan model lokal agar lebih percaya diri. Ini juga sebagai panggung bagi desainer lokal untuk menampilkan karya-karyanya," kata Anas kepada detikcom, Jumat (16/11/2018).
Khusus untuk anak-anak, kata Anas, event ini adalah bagian dari cara Banyuwangi membangun jiwa entrepreneurship generasi muda. "Mengingat saat ini sudah memasuki era revolusi 4.0, anak-anak perlu dibekali mental entrepreneurship sejak dini. Salah satunya lewat event seperti ini," katanya.
Sementara itu, Priscila Saputro menilai dari tahun ke tahun gelaran ini sudah mengalami kemajuan yang luar biasa. Mulai dari kreativitas desain hingga pemilihan warna sudah bagus.
"Saya rasa batik Banyuwangi sekarang maju dan sangat kreatif jauh dari tahun sebelumnya. Bahkan ada beberapa desain yang kreativitasnya tak terbatas. Meskipun batiknya dikombinasi dengan kain-kain lain pemilihan warnanya tetap matching dan berkelas. Kami para juri sampai bingung," kata Priscila.
Priscila juga menilai batik ini sudah layak dijual di pasar nasional. "Saya rasa batik Banyuwangi ini punya nilai jual yang tinggi. Para pembatik saya lhat sudah bisa melihat selera pasar nasional," kata dia.
Hal senada juga disampaikan Ali Charisma jika event ini juga sudah naik kelas. "Selain kreatif, para desainer juga sudah bisa memadukan warna secara apik. Saya pun juga melihat kualitas jahitan para desainer lokal sudah semakin halus," katanya.
Puluhan model lokal ini tampil layaknya model profesional. Dimulai dari kategori anak, beragam busana batik casual yang keren dan simple. Dikategori remaja, ditampilkan busana pesta dengan cukup elegan dan mewah. Sementara kategori dewasa, disajikan berneka busana kerja dengan desain yang formal.
Salah satu peserta kategori Anak, Angelica Carolyna, menceritakan antusiasmenya mengikuti ajang ini. Menurut siswa kelas 1 SDN I Lateng tersebut, event ini sangat menarik dan menantang dirinya yang baru setahun menggeluti dunia modelling.
Angel membawakan busana casual dengan paduan warna coklat tua dan kuning keemasan. Penampilannya semakin kece dengan ornamen pendukung, seperti anting, sepatu boot, dan gelang yang juga terbuat dari kain batik yang sama dengan baju yang dikenakannya.
"Semua yang saya kenakan ini didesain dan dijahit sendiri oleh ibu. Bahkan, hari ini juga ibu sendiri yang memasang make up untuk saya. Pokoknya seneng banget ikut acara ini soalnya orang tua mendukung sekali," pungkasnya. dtc