Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Solo. Gejolak perekonomian dunia mendorong timbulnya rezim suku bunga tinggi, termasuk Indonesia. Hal itu pun diprediksi akan mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia (BI) sudah menaikan suku bunga acuan, BI 7 days reverse repo rate yang kini di level 6%. Artinya sejak awal tahun suku bunga BI sudah naik 175 basis poin.
Mengacu pada kondisi tersebut, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, BI berencana memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2019. Meskipun proyeksi pertumbuhan nantinya tidak akan jauh berbeda.
"Kita potong outlook untuk 2019 ke kisaran yang lebih rendah. Sebelumnya, BI memperkirakan ekonomi akan tumbuh dalam kisaran 5,1-5,5%. Tapi masih dalam rentang yang tidak jauh berbeda," ujarnya di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/11/2018).
Dody masih merahasiakan proyeksi terbaru pertumbuhan tahun depan. BI akan mengumumkannya saat Pertemuan Tahunan BI dalam waktu dekat.
"Untuk outlook ini kemarin kami putuskan ditunda pengumumannya. Kita tunda sampai pertemuan tahunan BI di 27 November 2018," tambahnya.
Meski begitu, menurut Dody kenaikan suku bunga hingga 175 basis poin tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun ini. BI prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran 5,1%.
Memang, kata Dody, rezim suku bunga tinggi nantinya akan berpengaruh terhadap investasi. Dunia usaha akan menahan diri untuk berinvestasi.
Seiring dengan menurunnya investasi, dia memperkirakan impor juga akan turun dalam neraca transaksi berjalan. Namun penurunan itu tidak bersifat positif lantaran disebabkan turunnya kegiatan ekonomi.(dtf)