Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Inalum (Persero) mengaku telah mendapatkan dana US$ 4 miliar untuk mengambil saham PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga 51%. Uang itu didapatnya dari hasil penerbitan obligasi global di Singapura.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan pihaknya menerbitkan obligasi global ketimbang pinjaman perbankan lantaran bunganya yang lebih rendah. Bunga dari obligasi global yang diterbitkan hanya 5,9%.
"Pinjam untuk akuisisi ya bukan untuk modal kerja. Kalau modal kerja bisa 5 atau 6%, tapi untuk investasi pasti double digit. Jadi kita bisa dapat ini total blended bunganya 5,9%. Jadi persepsi bunga itu tinggi, enggak," ujarnya di Energy Building, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Budi menerangkan, untuk pinjaman perbankan sendiri memang bunganya di awal rendah, namun bunga perbankan bersifat floating mengikuti suku bunga. Sementara saat ini suku bunga dunia cenderung dalam tren kenaikan. Belum lagi ada kewajiban pembayaran pokok dalam periode tertentu.
"Kita pertimbangkan kalau pakai bank memang di awal bunganya di bawah, tapi bank itu bunganya variabel, kedua bank itu ada cicilan pokoknya. Jadi setiap 6 bulan atau 3 bulan pokoknya harus bayar. Sedangkan obligasi bunganya fix sampai akhir masa obligasi dan pokoknya dibayar di belakang. Padahal kita kan 2019 sampai 2022 produksi Freeport turun karena tambang open pit-nya habis. Jadi kita ingin kalau bisa pokoknya dibayar di belakang," terangnya.
Untuk proses transfer dana transaksi itu, kata Budi, akan dilakukan hampir bersamaan dengan keluarnya Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
"Memang secara administratif IUPK membutuhkan sudah 51%, tapi kita sudah atur begitu IUPK-nya siap sebelum ditandatangani nanti 51% kita urus ke notaris, kita masuk kemudian langsung IUPK," ucapnya.(dtf)