Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengaku prihatin atas kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat. Menurutnya, kemiskinan akut bisa menimbulkan frustrasi di masyarakat.
"Menurut saya, bukan meningkatnya radikalisme, tapi saya pikir ada rasa frustrasi di kalangan masyarakat. Perasaan bahwa hidup kita tertinggal dan banyak orang asing dan kita melihat pertumbuhan ekonomi 5%, tapi hasil pertumbuhan itu tidak dirasakan mayoritas rakyat," kata Prabowo saat menjadi pembicara utama dalam The World 2019 Gala Dinner, yang diselenggarakan The Economist di Singapura, seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (28/11/2018).
Rasa frustrasi itu, lanjut Prabowo, kemudian dibumbui kesenjangan ekonomi. Mayoritas masyarakat miskin, kata dia, disuguhi kemewahan yang dipertontonkan oleh segelintir orang kaya.
"Jadi mereka melihat banyak mobil mahal lewat, mereka merasa iri dengki, dan mereka tonton sinetron di TV tentang orang Indonesia kaya yang tinggal di rumah mewah, sedangkan mereka tinggal di gubuk," terang Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra ini menjelaskan kesenjangan ekonomi tak hanya terjadi antara desa dan kota. Di Jakarta, ibu kota pemerintahan, kesenjangan itu juga tampak nyata.
"Di Jakarta, hanya satu jam dari Istana Presiden, di Jakarta Utara, kita tidak ada air bersih. Menurut saya, ini sangat mengkhawatirkan," kata Prabowo.
Fakta demikian, menurut Prabowo, sangat mengkhawatirkan. Dikatakannya kini, Indonesia tengah berlomba dengan waktu. Mewujudkan pemerataan kesejahteraan atau rakyat menjadi semakin frustrasi.
"Maka saya menganggap kita sedang berlomba, berlomba dengan waktu, bagaimana kita bisa menyediakan pelayanan mendasar kepada jumlah terbanyak rakyat Indonesia," ucap Prabowo.dtc