Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Ada kejadian menegangkan di meja pimpinan DPRD Samosir, Rabu (28/11/2018) malam. Setelah Ketua DPRD, Rismawati Simarmata menyampaikan kata sambutan penutupan rapat paripurna pengesahan dan penandatanganan bersama APBD daerah itu tahun anggaran 2019, seperti biasa, ketika sesi jabat tangan, Rismawati mencoba mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan dengan Bupati Samosir Rapidin Simbolon. Namun sambutan jabat tanganya ditolak Bupati.
Namun, Wakil Bupati Juang Sinaga menerima sapaan jabat tangan Ketua DPRD yang disaksikan beberapa anggota dewan, pimpinan OPD dan sejumlah media.
Ikhwal penolakan acara jabat tangan itu diduga karena data-data yang diungkap Ketua DPRD saat menyampaikan pidatonya dengan mengutip berita salah satu media terbitan Medan, tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
Disampaikan Ketua DPRD Rismawati, jumlah warga Samosir yang miskin meningkat, sedangkan jumlah pengunjung ke Samosir menurun.
Diduga inilah pemicu terjadinya insiden kecil pada saat sesi jabat tangan antara Ketua DPRD dan Bupati Samosir.
Menanggapi itu insiden jabat tangan itu, Ketua Persatuan Marga Simataraja (Simarmata) se-Samosir, Pantas Alasim Simarmata, Kamis (29/11/2018), di Pangururan, mengatakan mendukung dan siap memberikan bantuan kepada Ketua DPRD Rismawati Simarmata sebagai boru Simataraja.
Dikatakan Pantas, meskipun Ketua DPRD Rismawati Simarmata adalah putri (boru), namun pihaknya sebagai bapaknya akan memberikan dukungan penuh kepada Rismawati ketika menjalankan tugas dan fungsi sebagai ketua DPRD.
Pantas meminta DPRD dan Bupati Samosir bersinergi. Manakala DPRD mengkritisi dan mengawasi jalannya pemerintah daerah , maka hal itu semata-mata untuk memastikan pembangunan daerah berjalan dengan baik.
''Itu upaya agar rakyat memiliki tingkat kesejahteraan yang baik. Pemerataan pembagunan '' ujarnya
Pantas menyayangkan bila ada komunikasi yang jelek antara Bupati dan Ketua DPRD, maka harus diakhiri, karena bisa saja membuat sejumlah agenda penting daerah menjadi terhambat.
"Insiden ini jangan digoreng. Kita berharap Bupati dan Ketua DPRD melupakan kejadian itu dan menyambung komunikasi yang sempat terputus demi pembagunan daerah ini," pinta dia.
Dikatakan, Bupati dan Ketua DPRD bernaung di parpol yang sama dan merupakan anak adat dan keduanya dipilih oleh rakyat bukan untuk ribut dan mempertahankan ego masing-masing, tetapi untuk pembagunan Kabupaten Samosir yang lebih baik.
Ia meminta kepada Bupati dan Ketua DPRD sebagai pimpinan di lembaga pemerintahan dan perwakilan rakyat, hendaknya saling menghormati dan menghargai demi kepentingan umum. Karena keduanya merupakan pimpinan di lembaga pemerintahan yang menjalankan roda pembagunan.