Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Jumlah penderita HIV/AIDS di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih sangat tinggi. Bahkan, berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI hingga Desember 2017, tercatat bahwa, kasus HIV/AIDS di provinsi ini mencapai 18.807 kasus dengan perincian HIV sebanyak 14.891 dan AIDS sebanyak 3.916.
Sekretaris Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Sumut, Rachmatsyah, mengatakan, selain itu, Sumut juga termasuk kedalam kelompok 10 besar provinsi di Indonesia yang memiliki banyak kasus HIV dan AIDS. Ia menyebutkan, berdasarkan peringkat, Sumut berada di posisi ke 7 penderita terbanyak setelah Jawa Tengah.
"Dalam penanggulangan HIV dan AIDS, Provinsi Sumatera Utara saat ini menghadapi 7 tantangan. Ini yang sedang kita fokuskan agar tantangannya perlahan dapat kita atasi," ungkapnya kepada wartawan, di kantornya di Jalan Veteran, Medan, Jumat (30/11/2018).
Rachmatsyah memaparkan, tantangan yang pertama ialah, belum semua Kabupaten/Kota di Sumut membentuk KPA sebagai lembaga koordinasi dalam penanggulangan HIV dan AIDS di daerah. Kedua belum semua Dinas di lingkungan Pemprovsu juga mengalokasikan anggarannya untuk penanggulangan HIV dan AIDS.
"Yang ketiga yaitu KPA Provinsi dan Kabupaten/Kota yang aktif dalam penanggulangan HIV dan AIDS masih belum memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan upaya penanggulangan secara maksimal," jelasnya.
Tantangan keempat, lanjutnya, masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dari masyarakat. Kelima, perkembangan kasus HIV dan AIDS masih didominasi usia produktif, dengan faktor risiko utama hubungan seksual.
"Untuk keenam, masalah belum maksimalnya penemuan kasus HIV dan AIDS dan ODHA yang harus mendapatkan CST (Care. Support dan Treatment). Terakhir, masih belum maksimalnya keberanian masyarakat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengetahui status HIV/AIDS yang dideritanya," jelasnya.
Menurut Rachmatsyah, ketujuh tantangan ini tentutnya, sangat perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak, baik jajaran pemerintahan maupun masyarakat secara komprehensif dan momentum di peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2018.
Hal ini kata dia, untuk mendorong masyarakat supaya menghindari semua faktor risiko penularan HIV dan memberanikan diri untuk mengetahui status HlV-nya demi mendapatkan treatment yang Iebih dini, sehingga penularan dapat ditanggulangi Iebih cepat dan kehidupan sosial-pun akan benjalan dengan normal.
"Tema peringatan HAS Tahun 2018 kali ini berbunyi, 'Saya Berani Saya Sehat'. Sehingga diharapkan seluruh masyarakat bisa meningkatkan kesadaran dan kepeduliannya terhadap HIV/AIDS dengan cara melakukan Tes HIV dan melanjutkan dengan pengobatan ARV sedini mungkin jika terdiagnosa," pungkasnya.