Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapteng. Rudi Lumbantoruan, warga Namira, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara, merupakan salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Karawang, Provinsi Banten, Senin, 29 Oktober 2018. Meski jenazahnya hingga kini belum ditemukan, namun keluarga akan tetap melakukan pemakaman secara adat Batak, di Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara.
Pemakaman dilakukan karena pihak keluarga meyakini Rudi Lumbantoruan sudah meninggal dunia dalam peristiwa itu.
T Lumbantoruan, anggota keluarga korban mengatakan, prosesi adat Batak dilakukan dengan membawa air laut dan pasir pantai dari lokasi kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT610.
“Kita mengambil air laut dan pasir pantai di sana dan kita meyakini sesuai pemberitaan, kita dengar bahwa jasad korban sudah hancur,” ungkap T Lumbantoruan, di Pandan, Selasa (11/12/2018).
Dijelaskan, bahwa Rudi Lumbantoruan merupakan salah satu dari 64 penumpang korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 yang belum ditemukan hingga sekarang.
“Secara pribadi kita kecewa, upaya pencarian yang dilakukan pihak Basarnas dan pemerintah kurang maksimal,” kata T Lumbatoruan.
Sekian lama menunggu, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk melakukan tradisi pemakaman secara adat Batak.
“Jadi kita orang Batak punya tradisi, setiap orang yang meninggal dunia itu ada tradisi yang harus kita laksanakan,” ungkapnya.
Dia menyatakan, pihak keluarga akan mendukung apabila masih ada usaha dari pemerintah maupun Basarnas untuk melakukan pencarian, dan pihak keluarga juga sangat siap menerima jasad Rudi ketika ditemukan.