Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New Mexico. Tragis! Seorang bocah perempuan berusia 7 tahun dari Guatemala tewas setelah ditahan oleh Patroli Perbatasan Amerika Serikat (AS). Bocah ini tewas akibat dehidrasi dan shock beberapa jam usai ditahan bersama ayahnya oleh otoritas imigrasi AS di New Mexico.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (14/12/2018), identitas bocah perempuan yang tewas dan ayahnya tidak diungkap ke polisi. Informasi soal kematian bocah asal Guatemala ini dilaporkan oleh media ternama AS, The Washington Post.
The Washington Post menyebut bocah itu dan ayahnya ditahan otoritas imigrasi AS pada 6 Desember lalu, sebagai bagian dari 163 imigran yang menyerahkan diri kepada agen Patroli Perbatasan AS. Kemudian pada 7 Desember pagi hari, bocah itu mulai mengalami kejang-kejang. Petugas darurat memeriksa suhu tubuhnya yang saat itu diketahui mencapai 105,7 derajat Fahrenheit atau sekitar 40,9 derajat Celsius.
Bocah perempuan itu, sebut The Washington Post, lalu dilarikan ke rumah sakit setempat. Nahas, dia meninggal dunia di rumah sakit. Laporan menyebut bocah ini meninggal akibat dehidrasi dan shock yang dialami usai ditahan.
Pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS belum memberikan komentar atas laporan The Washington Post ini. Juru bicara Rumah Sakit Providence di El Paso, Texas yang dilaporkan sempat merawat bocah itu, juga belum memberikan komentarnya.
Dilaporkan The Washington Post bahwa pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS yang bertugas memberikan makanan dan minuman untuk para imigran yang ditahan ini, sedang menyelidiki insiden ini untuk memastikan apakah kebijakan yang tepat sudah dipatuhi.
Secara terpisah, anggota parlemen AS dari Partai Demokrat, Jerry Nadler, menyatakan bahwa Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang mengawasi pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, akan hadir di hadapan Komisi Kehakiman House of Representatives (HOR) pekan depan.
"Kami akan meminta jawaban segera untuk tragedi ini," ucapnya.
Diketahui bahwa Presiden AS Donald Trump memperketat kebijakan imigrasi semasa kepemimpinannya. Trump juga bersumpah membangun tembok di sepanjang perbatasan dengan Meksiko. Kebijakan imigran 'nol toleransi' yang diberlakukan Trump banyak diprotes karena berujung memisahkan anak-anak imigran dari orangtua mereka saat tiba di perbatasan bersama-sama. (dtc)