Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Realisasi panen padi Inbrida di Sumatera Utara hingga pertengahan November mencapai angka 147.119,13 ton dari lahan seluas 3.613 hektare di 4 kabupaten. Jumlah tersebut akan terus bertambah karena belum seluruhnya memasuki musim panen.
Kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (14/12/2018) Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, M Juwaini mengatakan, 4 kabupaten tersebut yakni Asahan seluas 208 hektare (52%) dengan panen sebesar 1.562 ton, Mandailing Natal seluas 2000 hektare (100%) dengan panen sebesar 137.874 ton.
Kemudian Tapanuli Tengah seluas 700 hektare (100%) dengan panen sebesar 2.753 ton, dan Serdang Bedagai seluas 705 hektare (35,25%) dengan panen sebesar 4.929,95 ton. Dia menambahkan, penanaman padi Inbrida di Sumut tersebar di 25 kabupaten dengan luas 16.000 hektare.
Ada catatan untuk Gunung Sitoli, Nias Utara dan Batubara karena belum realisasi tanamnya belum 100%. Dari 100 hektare yang terdata dalam Calon Petani Calon Lahan (CPCL), realisasi tanam baru 35 hektare. Sedangkan Nias Utara CPCL seluas 100 hektare baru tertanam 80 hektare. Kemudian Batubara, CPCL 500 hektare, baru 20 hektare yang tertanam.
Namun jika dihitung secara total, realisasi tanamnya sudah mencapai 15.435 hektare atau 96,37 %. Dengan demikian, tersisa 565 hektare lagi yang belum realisasi. "Ini kita masih berproses lah tanamnya. Dan memang belum semuanya panen. Ada juga yang baru tanam," katanya.
Padi Inbrida, lanjutnya, adalah padi yang banyak ditanam petani, seperti Ciherang, Mekongga, Inpari, dan lain sebagainya. Padi Inbrida, bisa diperbanyak oleh petani sendiri. Berbeda dengan padi hibrida yang diproduksi oleh perusahaan benih.