Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sydney. Saat mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison juga menekankan komitmen untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina di masa mendatang. Ditekankan PM Morrison bahwa Australia memegang teguh solusi dua-negara untuk Israel dan Palestina.
"Lebih lanjut, mengakui komitmen kami pada solusi dua-negara, pemerintah Australia juga bertekad untuk mengakui -- mengakui aspirasi rakyat Palestina akan negara di masa depan dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur," tegas PM Morrison dalam pidatonya di Sydney, seperti dilansir AFP dan abc.net.au, Sabtu (15/12/2018).
"Australia meyakini, posisi ini menghormati komitmen kami pada solusi dua-negara dan rasa hormat sejak lama pada resolusi Dewan Keamanan (Perserikatan Bangsa-Bangsa)," ucap PM Morrison.
Lebih lanjut, PM Morrison menyebut bahwa Israel dan Palestina sama-sama tidak memandang satu sama lain sebagai mitra tulus untuk perdamaian. Namun, sebutnya, solusi-dua negara masih menjadi opsi paling 'hidup' untuk konflik Israel dan Palestina.
"Namun, solusi dua-negara tetap menjadi satu-satunya cara paling hidup untuk menyelesaikan pertikaian Israel-Palestina. Hambatan-hambatan, harus kita akui, dalam mencapai tujuan semacam itu menjadi semakin sulit diatasi. Kita harap tidak demikian. Waktu yang terus berlalu dan kegagalan untuk meneruskan perundingan, saya yakin telah mengubah situasi Israel-Palestina beberapa waktu terakhir. Kebuntuan yang tengik telah muncul," ujarnya.
"Ketaatan bagai budak pada kebijaksanaan konvensional selama beberapa dekade ini hanya tampak semakin memagari kebuntuan, membuat semua orang tetap melakukan apa yang mereka lakukan dan mengabaikan hal buruk yang terjadi ... Itu bukan cara saya menangani persoalan," imbuh PM Morrison seperti dilansir The Guardian.
PM Morrison membela keputusannya menggeser kebijakan Australia di Timur Tengah dengan menyebutnya bagaikan 'sirkuit elektrik' atau 'circuit-breaker' untuk memicu perubahan situasi.
"Yang kami maksud adalah kita semua harus meneruskan semua ini. Kebuntuan tengik harus dipatahkan. Ini adalah kontribusi kita untuk pemikiran inovatif, terukur soal bagaimana kita berpikir bahwa ini semua bisa diteruskan, sambil melontarkan seruan dan berani menanyakan pertanyaan yang tampaknya tidak berani ditanyakan oleh yang lain," sebutnya.
Dalam pernyataannya mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, PM Morrison juga menyatakan bahwa pemindahan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem Barat masih menunggu tercapainya kesepakatan damai antara Israel-Palestina.
"Australia sekarang mengakui Yerusalem Barat -- yang menjadi lokasi Knesset (parlemen Israel-red) dan banyak institusi pemerintahan lainnya -- sebagai ibu kota Israel. Dan kami mengharapkan untuk memindahkan Kedutaan Besar kami ke Yerusalem Barat pada waktunya, untuk mendukung dan setelah penentuan status akhir," sebut PM Morrison dalam pidatonya tersebut.
Ditambahkan PM Morrison bahwa untuk sementara waktu, Australia akan mendirikan kantor pertahanan dan perdagangan di Yerusalem Barat. Upaya pencarian dan pengerjaan di lokasi baru untuk Kedubes Australia, sebut PM Morrison, tengah berlangsung. (dtc)