Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Langkat. Cuaca panas terik, Senin (17/12/2018) di Desa Kwala Besar, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Sejak dua pekan terakhir nelayan tradisional harus rela dengan hasil tangkapan yang terus menurun. Meskipun begitu mereka merasa masih beruntung karena ketika ikan sulit didapat, mereka masih bisa mencari cumi-cumi.
Wak Yon, salah satu nelayan tradisional berbagi ceritanya kepada medanbisnisdaily.com ketika ditemui tak jauh dari hutan mangrove di Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut (SM Karang Gading LTL). Di atas perahunya dia melempar jaring dan pancingnya. Sejak pukul 09.30 hingga tengah hari siang, belum sampai 2 kg yang didapatnya.
Dibutuhkan waktu 20 menit untuknya sampai di lokasi tersebut. Perahu nelayan tradisional lainnya berlalu lalang dan saling bertegur sapa kala bersandar di dekatnya sekedar bertanya hasil tangkapan. Rata-rata mereka mengeluhkan hal yang sama walaupun diselingi dengan tawa sambil terus berlalu.
Biasanya, dalam satu hari dia bisa mendapatkan minimal 13 kg mulai dari ikan, cumi-cumi, udang, kepiting dan lain sebagainya. Dia heran karena belakangan nelayan sulit mendapatkan ikan. Dia membandingkan, sebelumnya setengah setengah hari sudah bisa mendapatkan ikan, kali ini hanya cumi-cumi saja yang didapatnya. "Dapat udang pun untuk pakan mancing ikan," katanya.
Namun demikian, dia mengaku tak pernah mengeluhkan atau bahkan merasa kecewa dengan hasil tangkapannya. Menurutnya, hasil tangkapan berapapun itu adalah rezeki yang harus disyukuri. Di laut, kata dia, nelayan harus berpikiran positif dan menjauhkan prasangka-prasangka buruk pada laut. "Kita tetap bersyukur, tak boleh mengeluh. Rezeki itu harus disyukuri. Pasti ada hikmah di balik ini," katanya.
Hal senada diungkapkan nelayan tradisional lainnya, Iskandar yang terlihat sibuk menguras perahunya menggunakan gayung. Dia mengaku hanya dapat 2 kg berragam ikan pada satu hari sebelumnya. Dia menduga, iklim turun memengaruhi hasil tangkapan ikan nelayan. "Masih untung lah bisa bawa perahu. Berapapun kalo mau jual ya jual, kalo mau dibawa pulang ya bawa," katanya.
Saat ini, harga cumi-cumi di tingkat nelayan sekitar Rp 35.000 - Rp 40.000/kg. Cumi-cumi tangkapan tersebut nantinya dijualnya kepada penampung di dermaga. "Banyak lah yang mau nampung, tak susah jualnya. Siapa aja mau. Dan yang pasti, cumi-cumi dari sini masih segar. Kalau mau beli bisa nunggu nanti sore di dermaga. Itu lebih baik daripada di pajak (pasar)," ungkapnya.