Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Mojokerto - Situs purbakala ternyata tak hanya ditemukan di wilayah Trowulan, Mojokerto yang konon menjadi pusat kraton Majapahit. Kali ini sebuah situs purbakala skala besar ditemukan di Kecamatan Mojosari yang berjarak sekitar 25 Km dari Trowulan. Situs tumpukan bata merah dan batu itu diduga sisa-sisa perkampungan Majapahit.
Situs purbakala ini ditemukan di Dusun Sambeng, Desa Belahantengah, Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Jaraknya sekitar 500 meter dari permukiman penduduk. Tepatnya di tengah areal persawahan milik warga.
Situs ini tersusun dari tumpukan bata merah dan batu. Setiap bata merah mempunyai dimensi 28x18x6 cm. Tak sedikit bata merah penyusunnya sudah tak utuh lagi.
Bentuk struktur dari bata merah ini nampak tak beraturan. Struktur tersusun dari 2 hingga 7 lapis bata merah. Sebelum ditemukan warga, situs ini tertutup tanah pada kedalaman sekitar 40 cm.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, situs purbakala ini pertama kali ditemukan pekerja proyek pembangunan pagar tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
"Saat menggali pondasi pagar TPA, pekerja menemukan struktur ini, lalu dilihat oleh warga dan dilaporkan ke kami," kata Wicaksono kepada wartawan di lokasi penemuan situs, Senin (17/12/2018).
Struktur yang sama juga ditemukan di sisi utara dan selatan TPA. Hasil observasi permukaan bersama masyarakat, situs serupa di Dusun Sambeng ditemukan di 62 titik.
Oleh sebab itu, ekskavasi pun dilakukan oleh BPCB Jatim. Mereka memulai penggalian di dalam pagar TPA yang merupakan titik awal penemuan situs. Ekskavasi bakal berlangsung selama 11 hari, yakni 13-23 Desember 2018.
"Kami buka 7 kotak gali, masing-masing 4x4 meter. Kami coba hubungkan ketiga titik untuk merekonstruksi bentuk situs ini," terangnya.
Situs yang sedang diekskavasi saat ini, lanjut Wicaksono, diduga bekas permukiman zaman Majapahit akhir. Tumpukan bata dan batu tersebut diduga bekas lantai dan pondasi rumah. "Bangunan rumah kami prediksi cukup luas, sekitar 10x6 meter," ungkapnya.
Tak hanyu satu rumah, puluhan situs di Dusun Sambeng ini diduga sisa-sisa perkampungan zaman Majapahit akhir. Hipotesis ini diperkuat dengan banyaknya temuan fragmen tembikar berhentuk tempayan, kendi, lumpang, dan pipisan. Perabotan rumah tangga itu menjadi ciri khas sebuah permukiman.
"Sepertinya di sini karena sebarannya cukup luas, mungkin ini dulunya perkampungan Majapahit. Kami hubungkan dengan banyaknya temuan patok Girindra Wardhana lencana di wilayah Mojosari dan Kutorejo masa Majapahit akhir. Apakah berhubungann dengan patok itu, nanti kami akan lakukan kajian lebih lanjut," jelasnya.
Wicaksono menambahkan, ekskavasi selama 11 hari ditargetkan mampu merekonstruksi bentuk situs purbakala tersebut. Hasil ekskavasi diharapkan menjadi dasar bagi Pemkab Mojokerto untuk melestarikannya ke depan.
"Hasilnya nanti berupa rekomendasi terkait apa yang akan dilakukan untuk melestarikan situs Sambeng," tandasnya. dtc