Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Kediri - Kementerian Perindustrian menarget 20.000 santri menjadi wirausahawan. Untuk itu, Kemenpan menggandeng Ponpes Lirboyo untuk memberikan pemahaman santripreneur.
Ditjen Kementerian Industri Kecil Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih mengatakan upaya ini dilakukan agar lulusan pesantren dapat aktif mendorong pertumbuhan ekonomi. Santri dipercaya mampu membantu penguatan ekonomi nasional, agar pondok pesantren siap meghadapi revolusi digital.
"Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren," kata Gati saat meresmikan program penumbuhan wirausaha baru (santripreneur) di Ponpes Lirboyo, Senin (17/12/2018).
Gati menambahkan program ini bertujuan meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bertalenta di lingkungan Ponpes. Sehingga dapat menjadi bekal santri untuk belajar mandiri dan berwirausaha sebelum terjun ke masyarakat.
"Mereka bisa menjadi agen pengembangan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat," imbuh Gati.
Selain itu, Kemenperin telah menyiapkan beberapa program untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis ponpes. Program ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri. Program ini juga akan dilengkapi edukasi terkait teknis produksi, jejaring, dan manajemen.
Ada pula beberapa bimbingan teknis yang disertai dengan fasilitas bantuan mesin dan peralatan di ponpes. Seperti peralatan pengolahan daur ulang sampah, bantuan mesin peralatan dipo air minum isi ulang, dan bantuan mesin peralatan di bidang pengolahan roti.
Secara keseluruhan, ada 40 santri yang dibekali kompetensi dalam bidang produksi serta manajemen usaha. Sementara pesantren Lirboyo memiliki jumlah santrisebanyak 23.586 orang.
Ponpes ini juga mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya dengan memiliki beberapa unit usaha industri, diantaranya pengolahan daur ulang sampah, depo air minum isi ulang, serta pengolahan roti, unit pengolahan sampah.
Misalnya saja unit pengolahan sampah, kini bisa memproduksi 1,7 ton dalam satu bulan dan mendapatkan hasil sebesar Rp 17 juta. Sedangkan pembuatan roti, bisa memproduksi sebanyak 1.000 roti per hari dan menghasilkan omzet sebesar Rp 1,5 juta/hari.
"Ini membuktikan potensi yang luar biasa dimilki oleh para santri dan membuktikan bahwa mereka mampu untuk menjadi wirausaha yang hebat," pungkas Gati.
Gati berharap sinergi yang dibangun antara Kementerian Perindustrian dengan Ponpes Lirboyo ini dapat meningkatkan jumlah wirausaha industri baru. Serta berkontribusi mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren yang pada akhirnya berdampak positif terhadap ekonomi nasional. dtc