Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Keuangan mencatat tekanan terhadap nilai tukar rupiah mulai mengalami penurunan pada November 2018 dan diprediksi kembali mengalami tekanan pada Desember 2018.
Per Akhir November 2018 nilai tukar rupiah tercatat pada level Rp 14.577 per dolar Amerika Serikat (AS), atau terdepresiasi sebesar 7,64% (year to date/ytd).
"Perkembangan penguatan nilai tukar rupiah sangat dipengaruhi oleh risk apetite dan kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam meningkatkan kinerja ekonomi nasional," ungkap Kementerian Keuangan dalam data APBN Kita 2018, seperti dikutip, Sabtu (22/12/2018).
Bank Indonesia (BI) pada November 2018 melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6% guna mengantisipasi kenaikan suku bunga global pada Desember 2018 telah direspon positif oleh investor.
Pada 20 Desember kemarin, BI juga memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya. BI 7 Days Repo Rate masih di level 6%. Langkah ini dilakukan untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke batas aman.
Sementara pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2018 diperkirakan masih berada pada kisaran target yang ditetapkan sebesar 5,1% hingga 5,2%.
Konsumsi rumah tangga dinilai masih akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2018 karena adanya masa libur, peningkatan kegiatan sosial terkait tanggap bencana, dan memasuki kampanye.
"Konsumsi pemerintah juga perlu dioptimalkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi di triwulan IV tahun 2018," jelas Kementerian Keuangan.(dtf)