Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Peristiwa tak mengenakkan dialami keluarga Syafruddin dan Nur, Minggu (23/12/2018). Rumah yang digunakan sebagai kantor pengacara dan usaha laundry milik putra mereka ludes terbakar sekitar pukul 11.30 WIB.
Andai pemadam kebakaran tak sigap datang guna memadamkan kobaran api yang menyala-nyala, pasti rumah permanen milik mereka yang berada di Jalan Pinus Raya No 138, Komplek DPRD Tingkat I, Kelurahan Pulau Brayan Bengkel Baru, Medan Timur, habis di lalap di jago merah.
"Berkat sembilan unit mobil pemadam dari Dinas Pemadam Kebakaran dari Pemko Medan yang dikerahkan, si jago merah dapat dijinakkan.Dari situ mulanya api, dari kantor pengacara anak saya (Law Office Andryan SH MH & Partners) dan usaha laundry. Untung saja api tidak ikut membakar rumah kami," kata Nur (58) menjelaskan kepada medanbisnisdaily.com.
Tutur Nur yang merupakan pensiunan pegawai tata usaha SMP Negeri 11 Medan, kantor pengacara yang diusahai putranya Andryan sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Berada di bagian depan gedung yang terbakar. Sedangkan usaha laundry, bersebelahan di bagian belakang, diusahai putranya yang lain lagi, yakni Rahmad (36).
Terang Rahmad, saat api mulai menyala dia sedang mencuci pakaian dengan menggunakan mesin cuci di bagian luar gedung. Dalam waktu bersamaan dia menyaksikan asap mengepul berhamburan dari arah dalam gedung.
"Waktu kulihat ke dalam apinya sudah menyala. Kain-kain para pelanggan yang telah siap dicuci yang terbakar," katanya.
Menyaksikan kobaran api tersebut, Syafruddin dan Nur beserta anak-anak mereka bergegas menyelamatkan barang-barang yang terdapat di dalam rumah induk. Perabotan dan peralatan lainnya diangkat keluar rumah agar tidak ikut terbakar karena api yang menjalar.
"Itu coba lihat, sudah ada sedikit plafon rumah kami yang terbakar. Untung saja mobil pemadam cepat datang. Hanya dalam waktu sepuluh menit kantor anak saya ludes," ungkap Nur.
Sebelum api berhasil dipadamkan, tambahnya, sempat terdengar beberapa kali suara ledakan dari arah gedung yang terbakar. Diduga dari mesin AC, komputer dan peralatan elektronik lainnya yang meledak.
"Yang kasihan warga non muslim di sekitar sini yang mencucikan jas, horden dan pakaian lainnya, semua ikut terbakar," ujarnya.
Nur menaksir kerugian yang diderita anaknya akibat kebakaran tersebut senilai ratusan juta rupiah. Saat berita ini dituliskan, Syafruddin dan Nur serta anak-anak mereka bahu-membahu membersihkan puing-puing sisa kebakaran.
"Saya menduga api berasal dari sambungan listrik yang korslet," kata Rahmat.