Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapsel. Danau Siais di Desa Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tepsel) berjarak 40 KM dari Kota Padang Sidimpuan merupakan destinasi wisata yg masih tersimpan. Danau terbesar kedua di Sumut setelah Danau Toba ini memiliki panorama yang tak kalah menariknya.
Danau ini memiliki air biru sejuk, dengan luas 4.500 hektar. Ditumbuhi tanaman air, di bawah gelombang kecil permukaan air yang disapu angin.
Dan danau ini juga dikenal cukup banyak dihuni jenis ikan. Khususnya ikan jurung. Ikan yang bersisik menawan hati.
Pada sudut tertentu di danau itu, ada cerita legenda bagi penduduk sekitar. Para pengunjung tidak boleh mengambil, bahkan memakan ikan jurung yang ditangkap dari Danau Siais.
Konon, pantangan itu sudah berlangsung lama. Bahkan, sebelum Indonesia merdeka. Kini, menjadi satu bagian budaya di sana.
"Sejak dulu. Ada ikan keramat. Tidak boleh diambil oleh warga," ujar warga setempat, Mardiah (60), Minggu (24/12/2018).
Pernah, aku dia, warga yang tidak percaya dengan cerita itu. Lalu, menangkap dan membawa beberapa ekor. Alhasil, warga mengalami hal-hal aneh. Sejak itu, warga kian menyakini pelarangan tersebut
Danau Siais, belum terkelola secara spesifik. Perlu dilirik pihak investor guna menarik wisatawan.
Terlebih lagi, jalan lintas di sana menghubungkan dua kawasan destinasi wisata di dua kabupaten, yakni Tapsel dan Mandailing Natal (Madina).
Sepanjang 170-an kilometer, badan jalan di sana dinilai laik. Meski, beberapa titik masih butuh perawatan. Yakni di pintu masuk kawasan perkebunan PTPN3 Hapesong menuju Danau Siais.
Pun, di kilometer 23 dan 32 jalan lintas pantai barat Natal di Desa Sikara. Kondisi badan jalan di kawasan destinasi pantai ini perlu perawatan lebih lanjut.
Di kawasan pantai Natal cukup mempesona. Air dengan deru ombak putihnya menjadi panorama alam. Konon lagi, di sepanjang jalan masih banyak terdapat perkebunan kelapa.
"Masih perlu dikembangkan destinasi wisata di kawasan terluar Tapsel dan Madina ini," ungkap Nana, pelancong ke kawasan itu.
Berbagai fasilitas perlu dikembangkan di wilayah itu. Misalnya, perhotelan, SPBU dan tentu saja promosi pengiklanan yang memadai.
Terkoneksinya kawasan terluar di dua kabupaten ini, punya kesan tersendiri. Sepertinya, pemerintah sengaja menggelontorkan kue pembangunan sebesar-besarnya ke sana.
Selain untuk memeratakan pembangunan, namun ada pesan silent. Ada makna tersembunyi dari itu semua. Ya, sepertinya ada politik positif yang terjadi.
Riak rencana pemekaran provinsi dari kawasan berplat nopol BB itu, dengan tujuan pemisahan diri dari Pemprovsu seakan melemah. Dan, frekuensinya menurun drastis.