Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Instruksi PSI agar seluruh kader muslimnya mengucapkan selamat Natal jadi kontroversi. Kritik datang bahkan dari rekan koalisi. PSI menjawab kritik-kritk tersebut.
"Budaya politik toleransi harus direkayasa, harus diciptakan, PSI sebagai partai politik baru ingin menciptakan budaya politik toleransi yang dimulai dari kalangan internal, ucapan selamat natal bukan sekadar ucapan lebih dari itu politik pengakuan akan eksistensi kebhinnekaan beragama," kata Jubir PSI Mohamad Guntur Romli kepada wartawan, Selasa (25/12/2018).
Guntur Romli menyinggung hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait meningkatnya intoleransi. PSI, masih kata Guntur, ingin meningkatkan politik toleran lewat instruksi ucapan selamat Natal.
"Penelitian LSI menunjukkan adanya peningkatan intoleransi politik dalam dasawarsa yang berbeda dari intoleransi kultural, artinya politik menyebabkan intoleransi, mulai dari kebijakan perda-perda berbasis agama tertentu, sementara kultural mengalami kemandekan dalam toleransi akibat politik intoleran," ujar Guntur yang merupakan caleg DPR dapil Jatim III ini.
Guntur Romli juga menyinggung adanya propaganda pengharaman ucapan natal dengan membawa-bawa fatwa MUI yang tidak lebih kabar bohong. MUI hingga saat ini belum mengeluarkan fatwa untuk ucapan selamat Natal.
"PSI juga ingin melawan propaganda pengharaman ucapan Natal dengan membawa-bawa fatwa MUI yang merupakan kabar bohong. Karena yang diharamkan fatwa MUI adalah ikut ibadah, misa Natal bersama, bukan ucapan selamatnya, buktinya KH Ma'ruf Amin, Ketua Umum MUI nonaktif saat ini mengucapkan Selamat Natal," pungkas Guntur Romli.(dtc)