Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Panglima Daerah Militer (Pangdam) I/BB, Mayjen TNI MS Fadhilah meyakini bahwasanya, jurnalis merupakan sosok sahabat. Karena menurut dia, jurnalis ialah pagar, sekaligus pemberi informasi terhadap TNI, khususnya Kodam I/BB.
"Kami meyakini jurnalis adalah sahabat, saudara, serta teman baik. Untuk itu, yang namanya sahabat, bila yang jelek harus katakan jelek dan bila yang baik juga harus katakan baik," ungkapnya dalam kegiatan silaturahmi Pendam I/BB bersama insan media di halaman kantornya, Jumat (28/12/2018).
Selain itu, menurut Pangdam, jurnalis juga seperti Babinsa yang keberadaannya ada di mana-mana dan memiliki tanggung jawab yang besar untuk membangun bangsa.
"Tujuan kita sama, makanya butuh jurnalis yang membangun bangsa. Sebab berita yang salah, dampaknya akan sangat besar yang bisa menyebabkan perkelahian antar anak bangsa," jelasnya.
Namun saat ini, lanjut MS Fadhilah, dengan kemajuan teknologi informasi, membuat setiap orang dapat membuat berita melalui jempolnya. Karenanya jenderal bintang dua tersebut mengaku setuju dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk memilah mana yang benar-benar jurnalis dan mana yang abal-abal.
"Menurut saya jurnalis adalah orang yang luar biasa yang punya wawasan luas. Bukan sekadar pekerjaan tulis sana-tulis sini. Tapi ada kemampuan dalam memperkaya diri dengan pendidikan dan wawasan yang benar," terangnya.
Kendati begitu, MS Fadhilah menyarankan, agar dalam menyampaikan suatu pemberitaan, jurnalis tidak perlu terlalu menelanjangi kebenaran kepada publik. Namun begitu, sambung dia, bukan berarti jurnalis juga harus berbohong dalam memberikan informasi.
"Bukan untuk berbohong, tapi karena banyak negara lain yang tidak suka kita maju. Jadi kalau pun ada kerusakan yang sifatnya tidak besar, bisa cepat diperbaiki," pungkasnya.
Ketua PWI Sumut, Hermansyah, mengatakan bahwasanya saat ini pihaknya tengah masif dalam melakukan uji kompetensi wartawan. Hal ini dilakukan untuk memisahkan antara wartawan yang profesional dengan yang tidak.
"Kami juga siap untuk uji kompetensi bagi wartawan jajaran Kodam I/BB. Sehingga bisa membantu tugas-tugas media menjadi lebih profesional," sebutnya.
Herman menuturkan, dalam menghadapi tahun politik, seperti halnya TNI, wartawan juga independen dan mengawal negeri demokrasi ini. Karena sambungnya, wartawan merupakan pilar keempat dari demokrasi, setelah eksekutif, yudikatif, dan legislatif.
"NKRI harga mati tak asing bagi kami (wartawan) seperti waktu memperjuangkan kemerdekaan," tandasnya.
Sementara itu, Kapendam I/BB Kolonel Roy Hansen J Sinaga menambahkan, peran media sangat mendukung kinerja dari Pendam I/BB. Karena melalui informasi yang diberikan media, dapat disampaikan hingga ke jajaran bawah.