Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Unomenyebut proyek tol Cikopo-Palimanan (Cipali) bisa dibangun tanpa berutang. Padahal, 70% pendanaan proyek ini berasal dari pinjaman sindikasi sejumlah perbankan, alias utang bank.
Berdasarkan catatan, terdapat 22 bank yang ikut membiayai proyek tol ini. Bank-bank yang ikut memberikan pinjaman meliputi bank BUMN, swasta nasional, BPD, dan lembaga keuangan.
Bahkan, di dalam pembiayaan itu juga terdapat pinjaman dari sejumlah bank asing. Bank asing tersebut di antaranya ialah Standard Chartered dari Inggris, SMBC dari Jepang, OCBC dari Singapura, ICBC dari Tiongkok, dan Deutsche Bank dari Jerman.
Kemudian bank-bank lainnya yang ikut berperan dalam pinjaman proyek ini antara lain, BPD Kalimantan Timur, BPD Jawa Tengah, BPD Papua, BPD Jawa Timur, BPD Kalimantan Barat, BPD Kalimantan Selatan, BPD Jambi, BPD Sumatera Barat, BPD Kalimantan Tengah, BPD Maluku, Indonesia Infrastructure Finance, dan Sarana Multi Infrastruktur.
Pinjaman sindikasi perbankan ini dipimpin oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pinjaman ini berikan kepada pemegang konsesi Tol Cipali, PT Lintas Marga Sedaya (LMS).
LMS sendiri merupakan perusahaan patungan dengan kepemilikan perusahaan Malaysia, Plus Expressways Berhard 55% dan PT Bashkara Utama Sedaya (BUS) sebanyak 45%. Sementara, BUS merupakan konsorsium terdiri dari PT Interra Indo Resources, PT Bukaka Teknik Utama, dan PT Baskhara Lokabuana.
Interra Indo Resources merupakan anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) di mana Sandi memegang sebagian saham perusahaan tersebut. Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Sandi masih memegang saham sekitar 24%.
Adapun komitmen pinjaman yang diberikan untuk proyek ini sebesar Rp 8,8 triliun dengan jangka waktu 15 tahun.(dtf)