Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Porsea. M boru Sihotang, warga Dusun Panapparan, Kecamatan Parsoburan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), yang dalam kondisi hamil tua harus kehilangan anak pertamanya karena terlambat mendapat pertolongan. Saat pasien mendatangi RSU Porsea, Tobasa untuk melahirkan, ia tidak mendapat pelayanan. Dokter kandungan dr Sahat Siburian SPOG MKes, yang harusnya bertugas saat itu tidak berada di tempat
Kepala RSU Porsea, dr Tihar Hasibuan menyesalkan tindakan dr Sahat Siburian, yang seharusnya pada hari itu jaga namun tidak bertugas. Tihar menyebut tindakan itu sebagai sikap tidak patuh pada pimpinan.
"Saya akui bahwa tugas atau jaga pada saat itu adalah saya, tetapi sehari sebelumnya sudah saya permisi kepada bidan bahwa saya tidak bisa bertugas," ujar dr Sahat Siburian, Jumat (4/1/2019) di Porsea.
Dia mengatakan, ketidakhadiran seorang dokter bertugas adalah sesuatu yang boleh apabila ada pengganti dan juga permisi.
"Saya sudah sampaikan sehari sebelumnya agar tugas jaga saya digantikan oleh dr Sintiche," terangnya menyebut ketidakhadirannya juga sempat menghubungi pimpinan rumah sakit tetapi tidak aktif.
Disampaikan dr Sahat Siburian yang juga secara langsung di hadapan Kepala RS Porsea, dr Tihar Hasibuan bahwa ketidakhadirannya di saat masa tugas tidak ada masalah, karena mekanisme sudah dilaksanakan, yakni permisi kepada bidan.
"Kejadian adanya pasien yang melahirkan tidak mendapat pelayanan benar saya tidak mengetahuinya," akunya.
Dokter Tihar Hasibuan menyangkal pengakuan dr Sahat Siburian tersebut. Ia tidak mendapat informasi apapun terkait izin ketidakhadiran anak buahnya itu. Bahkan, sewaktu pasien datang ke rumah sakit ia tak henti-hentinya menghubungi dokter kandungan itu melalui seluler tetapi tidak diangkat, sehingga pasien dirujuk ke RS Tarutung.
"Saya saja standby terus, bahkan telepon saya tidak diangkat," katanya mengakui disiplin kehadiran dokter di rumah sakit iyang dipimpinnya itu masih butuh perbaikan.
Seorang pasien warga Dusun Panapparan, Kecamatan Parsoburan, Tobasa, yang dalam kondisi hamil tua harus kehilangan anak pertamanya karena terlambat mendapat pertolongan. Saat ia mendatangi RSU Porsea, Tobasa untuk melahirkan, ia tidak tidak mendapat pelayanan dengan alasan dokter spesialis kandungan tidak ada.
"Kami tiba di RSU Porsea kemaren, Kamis(3/1/2019) untuk mendapatkan pelayanan bagi istriku melahirkan (br Sihotang) anak pertama kami. Ternyata kami ditolak dan dirujuk ke RSU Tarutung. Setibanya di sana anak dalam kandungan sudah meninggal," ujar A Simanjuntak, Jumat (4/1/2019).
Dia mengatakan, kesedihan menimpa keluarganya di saat seorang ibu yang akan melahirkan dan sudah kritis ketika kehadirannya di RSU Porsea tanpa ada dokter yang mampu memberikan pelayanan.