Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-Parapat. Para pengusaha rumah makan di kota turis Parapat, Kecamatan Gisang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara mengalami kerugian akibat selama lebih 2 pekan longsor menimbun jalan nasional Pematang Siantar-Parapat, tepatnya di Jembatan Siduadua, Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon. Longsor mengganggu akses transportasi ke kota turis tersebut dan berdampak pada menurun drastisnya pengunjung atau wisatawan.
Sejumlah pengusaha rumah makan di Parapat, Sabtu (5/1/2019) mengatakan, sebelum terjadinya longsor yang menutupi Jembatan Siduadua, minimal penghasilan pengusaha rumah makan antara Rp 750.000-Rp 1 juta. Namun lebih dari 2 pekan Jembatan Siduadua berkali-kali ditutupi longsor hingga jalan ke Parapat ditutup. Pendapatan pengusaha rumah makan sangat minim hanya antara Rp 300.000-Rp 500.000.
"Pegunjung yang datang sebagian besar warga Parapat saja, sedangkan wisatawan atau pelintas sangat sedikit jumlahnya karena jalan ditutup dan penghasilan juga sangat minim selama dua pekan ini, " ujar Helny Siregar, pemilik salag satu rumah makan nasional di Parapat.
Pengusaha rumah makan khas Batak, R Siallagan juga mengaku prihatin dengan kondisi yang dihadapi akibat longsor di Jembatan Siduadua.
"Biasanya, apalagi akhir tahun pendapatan jualan minimal Rp 3 juta sehari, karena sangat ramai pengunjung. Selain wisatawan juga pelintas yang akan menuju kawasan Tapanuli," sebut Siallagan.
Para pengusaha rumah makan di Parapat berharap longsor di Jembatan Siduadua tidak lagi terjadi, karena dampaknya sangat merugikan para pengusaha dengan menurun drastisnya pendapatan.