Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Para pecinta PSMS Medan menggelar diskusi publik bertajuk Benah-Benah PSMS di Wisma Al Kahfi Martubung, Medan Labuhan, Senin (7/1/2019).
Diskusi menghadirkan Mantan Kapten PSMS era 83 dan 85, Sunardi B, Indra Efendi Rengkuti (Pemerhati PSMS), Beni Tomasoa (Eks Manager PSMS), Andry Mahyar Matondang (Eks Manager/Eks Dirtek PSMS), Topik Azhari (mantan Pemain PSMS) dan Abdi Jaya Panjaitan (Wartawan Olahraga).
Namun, Manajer PSMS T Rendi dan CEO Dodi Tahir yang diundang diskusi itu tidak hadir. Pengurus PSMS hanya dihadiri Fitra yang mewakili Sekum Julius Raja.
Fitra dalam surat mandat yang diterima dari Julius Raja membacakan alasan ketidakhadiran Julius Raja. Yakni karena tugas negara di kantor pajak tempat Julius bekerja.
Dalam diskusi, peserta yang lebih banyak didominasi kelompok suporter PSMS menginginkan manajemen mundur. "Pertanyaannya tanggal berapa Julius Raja mundur karena gagal di PSMS. Pertanyaan ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap Julius Raja yang sudah berpuluh tahun tanpa prestasi di kepengurusan PSMS," kata Ucok Palembang, suporter PSMS yang hadir.
Kapten PSMS era 83 dan 85 Sunardi B menegaskan bahwa Julius Raja tak pernah menjadi pemain PSMS. Penegasan itu disampaikan terkait pertanyaan seorang peserta diskusi, Oesman Toekoel Kinantan.
"Sepengetahuan saya tak pernah ketemu bermain bareng Julius Raja. Dulu saat saya aktif bermain, Bapak Julius Raja ada di bagian perlengkapan sampai sekarang menjadi Sekum PSMS," papar Sunardi.
Sunardi B banyak menjelaskan kondisi manajemen saat PSMS menjuarai kompetisi tahun 1983 dan 1985.
Di tempat yang sama, Mantan Manajer PSMS saat juara Piala Presiden Andry Mahyar Matondang mengaku miris dengap konsep korporasi yang diterapkan manajemen PSMS.
"Yang namanya Perseroan Terbatas, itu tak ada istilah Sekretaris Umum atau sekum yang sekarang diemban Julius Raja. CEO itu juga bukan disematkan pada Dodi Taher karena seharusnya CEO itu adalah Letjen (Purn) TNI Edy Rahmayadi sebagai pemegang saham mayoritas PSMS," papar Andry.
Andry juga sepakat dengan sebuah pertanyaan bahwa tanggal berapa seharusnya Julius Raja mundur dari kepengurusan PSMS.
Benny Tomasoa, mantan Manajer PSMS menyatakan punya kepedulian yang sama dengan nasib PSMS. "Hasil diskusi ini harus punya catatan untuk direkomendasikan kepada pengurus PSMS. Catatan ini sangat penting bagi masa depan PSMS ke depan," kata pria yang akrab disapa Bento itu.
Muhammad Asril, pembanding dari Medan Utara Institute menegaskan manajemen harus sadar diri dengan kegagalan. "Jika pun dirimu mengerti sepakbola, lalu tak mau belajar dari kesalahan dan anti kritik serta mengadudomba suporter dengan preman, maka kau tak layak berada di arena sportivitas," tukas Asril.