Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Konsumen di China mungkin melakukan semacam boikot informal pada beberapa produk asal Amerika Serikat seperti iPhone, yang menjadi salah satu faktor menurunnya pendapatan Apple. Demikian laporan dari ekonom Bank of America Merril Lynch.
Seperti diberitakan sebelumnya, Apple mengejutkan investor karena memprediksi pendapatannya tidak akan sesuai target, terutama karena melemahnya permintaan di pasar China. Tensi perang dagang antara AS dan China sepertinya membuat produk AS yang dijual di Negeri Tirai Bambu kena dampak negatif.
"Dari yang terlihat di data adalah mereka menjauh dari produk-produk AS. Dari tabel impor, pelemahan terjadi tidak hanya pada produk yang terkena tarif oleh China, tapi juga secara umum," sebut Ethan Harris dari Bank of America Merril Lynch.
Nasionalisme konsumen China mungkin juga naik setelah ditangkapnya Chief Financial Officer Huawei, Meng Whanzou, di Kanada atas permintaan AS. Rasa solidaritas ditunjukkan dengan tidak membeli produk AS.
"Barangkali ada reaksi konsumen pada perusahaan Amerika dalam bentuk rasa nasionalisme," sebut Tony Sacconaghi, analis di Bernstein yang dikutip dari CNBC.
"Saya pikir pasar ponsel secara khusus memang terkena dampaknya karena terlihat secara jelas ada pertempuran antara pemerintah China dan AS terkait perusahaan-perusahaan tersebut," papar Harris.
Setelah Meng ditangkap, beberapa pihak di China memang tergerak rasa solidaritasnya. Contohnya Shanghai Youluoke Electronic and Technology. Produsen komponen elektronik itu siap memberikan subsidi penuh untuk dua ponsel Huawei per pegawai.
Sedangkan perusahaan layanan komunikasi, Fuchun Technology mengatakan bahwa mereka akan memberikan 100 hingga 500 yuan (Rp 211 ribu hingga 1 jutaan) kepada pegawainya untuk membeli ponsel Huawei. (dtn)