Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pariwisata butuh jaminan keamanan. Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Polri melakukan kerjasama untuk kemajuan pariwisata Indonesia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di Mabes Polri pada Kamis pagi (10/1). Dalam rilis Kemenpar, Jumat (11/1/2019) Polri dan Kemenpar akan bertukar data dan informasi pariwisata, pengamanan dan penegakan hukum bidang pariwisata serta pengembangan SDM lintas lembaga.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi kinerja Polri dalam meningkatkan keamanan di Indonesia. Dalam hal keamanan terbukti menurut laporan Gallup's Law and Order Report tahun 2018, Indonesia mengantungi skor 89 dan berada di posisi ke-9 sebagai negara dengan tingkat ketertiban dan hukum tertinggi atau setingkat di atas Denmark dan setingkat di bawah Kanada.
"Adapun posisi puncak dipegang Singapura dengan skor 97, diikuti oleh Norwegia, Islandia dan Finlandia yang masing-masing berbagi skor sama 93," kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, dalam laporan Ampersand Travel, situs perjalanan di Inggris, merilis data Solo Women Traveler Indexatau Indeks tingkat keamanan traveling bagi perempuan, menempatkan Indonesia sebagai negara teraman ke-5 setelah Jepang, Prancis, Spanyol dan Amerika Serikat, dari 70 negara.
Menpar Arief Yahya dalam sambutannya juga mengapresiasi cepatnya penanganan krisis oleh Polri serta penyajian informasi kepada masyarakat terkait keamanan di bidang pariwisata di Indonesia yang tergolong cepat. Menpar Arief Yahya memberi contoh dalam kejadian aksi teror Bom Thamrin, dalam waktu 5 jam pemerintah sudah bisa memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat internasional.
"Penanganan kejadian Bom Thamrin tanggal 14 Januari 2016 yang berlangsung cepat dan tepat memberikan impresi positif di dunia internasional, di antaranya Menpar yang mendapat pujian ketika cepat mengembalikan kepercayaan internasional untuk keamanan Indonesia saat ATF Manila tanggal 18-25 Januari 2016," kata Menpar Arief Yahya.
Sementara itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan pariwisata juga membutuhkan jaminan keamanan. Di situlah Polri akan berperan lebih banyak.
"Saya juga bersyukur, Indonesia termasuk negara paling aman nomor 9 di dunia. Polri juga memiliki elemen khusus yang disebut Polisi Pariwisata, saya tekankan ke Kapolda boleh berkreasi dan saya bebaskan untuk berkreasi sesuai local wisdom masing-masing daerah sesuai dengan batas kewajaran," kata Kapolri Tito Karnavian.
Tito mengatakan Indonesia adalah negara yang sangat potensial pariwisatanya, terutama adalah eco-destination dan top world destination untuk diving. Revolusi digital 4.0 itu akan mengubah semua, dengan digitalisasi ada kemungkinan memangkas jumlah tenaga kerja, tapi sektor pariwisata justru sebaliknya menyerap tenaga kerja yang banyak
"Hawaii boleh hebat tapi tidak akan sehebat Bali. Wisata kuliner kita juga handal mulai dari rendang, gado-gado, rawon, kita semua punya. Sektor pariwisata ini investasinya termasuk yang paling murah dibanding sektor yang lain tapi berdampak besar," kata Kapolri Tito Karnavian.(dtt)