Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki strategi jangka pendek agar lifting minyak tak mengalami penurunan. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto menerangkan, secara alamiah produksi minyak pasti turun.
"Secara alamiah minyak pasti turun, dulu itu Chevron pernah 1,2 juta barel per hari sekarang 200 (ribu) per hari artinya tinggal seperlima. Secara alamiah minyak diambil habis," ungkapnya di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Maka dari itu, untuk menjaga agar lifting tidak turun salah satunya ialah memacu produksi dari Blok Cepu. Caranya, dengan memasang pendingin agar produksi meningkat.
"Salah satunya alhamdulillah ada ExxonMobil Cepu, itu awal POD (plan of development) 165 ribu barel per hari loh Banyu Urip, terus kita tingkatkan 185 ribu barel, kita upayakan lagi 220 ribu barel itu dengan masang cooler," terangnya.
Selanjutnya, penerapan metode perolehan minyak tahap lanjut atau biasa disebut enhanced oil recovery (EOR).
"Kemudian setelah itu 2021, berharap EOR 2022 itu sudah menghasilkan produksi di Lapangan Tajum sama Medco, bisa 10 ribu barel per hari," terangnya.
Kemudian, pemerintah mengandalkan tambahan produksi dari Blok Rokan. Kontrak Blok Rokan sendiri akan ditekan pekan depan.
"Sejak kita teken nih minggu depan Rokan, sudah mulai ada program-program Pertamina bisa melakukan pengeboran di lapangan Rokan. Untuk menjaga penurunan produksi. Kalau dibiarkan pasti turun," ungkapnya.
"Jangka panjang eksplorasi terus nih, tanpa ekslorasi tanpa penemuan minyak besar, susah," tutupnya.(dtf)