Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Indonesia sudah satu tahun menggunakan local currency settlement (LCS) untuk transaksi perdagangan dengan Thailand dan Malaysia.
LCS ini memungkinkan transaksi ketiga negara tidak menggunakan dolar AS sebagai alat pembayaran. Jadi, mudahnya Indonesia, Thailand dan Malaysia tak lagi ketergantungan dolar AS.
Bagaimana kabar LCS sekarang?
Direktur Eksekutif Departemen Pendalaman Pasar Keuangan (DPPK) Bank Indonesia (BI) Yoga Affandi menjelaskan hingga akhir Desember 2018 total atau nilai transaksi LCS menggunakan Thailand Baht (THB) dan Ringgit mencapai miliaran.
"Update hingga akhir Desember 2018 THB 1,6 miliar dan transaksi menggunakan Malaysian Ringgit (MYR) 522 juta," kata Yoga saat dihubungi detikFinance, Senin (14/1/2019).
Pada 11 Desember 2017 bank sentral ketiga negara sepakat untuk tak lagi menggunakan dolar AS sebagai mata uang perdagangan. Kesepakatan ini berlaku pada 1 Januari 2018.
Kesepakatan ini juga diharapkan bisa mempercepat transaksi perdagangan. Karena masing-masing negara tak perlu mengonversikan mata uangnya ke dolar AS baru kemudian ke negara tujuan.
Dari data BI total perdagangan antar tiga negara ini selama 5 tahun terakhir tercatat US$ 1,2 triliun atau setara dengan Rp 1.620 triliun atau sekitar 50% dari total perdagangan ASEAN.
Dalam periode 2010-2016, volume transaksi perdagangan antara Indonesia dan Malaysia tercatat US$ 19,5 miliar atau setara dengan Rp 263 triliun (kurs Rp 13.500) Lalu untuk perdagangan antara Indonesia dan Thailand rata-rata US$ 15 miliar atau setara dengan Rp 202 triliun.
3 tahun terakhir perdagangan antara Indonesia dengan Thailand, disebutkan rata-rata impor Indonesia dari Thailand US$ 10 miliar atau dengan pangsa 5,7% dari keseluruhan impor dari mitra dagang. Sedangkan ekspor ke Thailand rata-rata US$ 5,9 miliar atau 3,4% dari total ekspor ke mitra dagangan Indonesia.
Sedangkan Indonesia dengan Malaysia rata-rata nilai impor dalam tiga tahun terakhir adalah US$ 11,5 miliar atau 6,6% dari keseluruhan impor. Sedangkan ekspor Indonesia dalam tiga tahun terakhir rata-rata US$ 9.6 miliar atau 5,5% dari total ekspor.
Untuk penggunaan mata uang dalam ekspor impor, penggunaan Baht dalam impor dari Thailand hanya US$ 0.28 miliar atau 0,2% dari keseluruhan pembayaran impor. Demikian pula penggunaan Malaysian Ringgit hanya US$ 0,44 miliar atau 0,3% keseluruhan pembayaran impor. (dtf)