Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Tim Satgas Antimafia Bola memeriksa saksi terkait laporan mantan manajer Perseba Super Bangkalan, Imron Abdul Fattah, atas petinggi PSSI berinisial IB dan BH. Selain itu, penyidik tengah mengumpulkan sejumlah bukti mengenai laporan tersebut.
"Tambahan kasus yang dilaporkan Pak Imron terkait telapornya, IP dan H, itu tim saat ini sudah di Surabaya sedang melakukan pemeriksaan saksi dan masih berlangsung. Artinya, kita mencari bukti-bukti pendukung maupun keterangan saksi di sana," kata Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola, Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Argo mengatakan penyidik juga sudah memeriksa terlapor, IB. Namun Argo tak menjelaskan lebih lanjut mengenai hasil dari pemeriksaan tersebut.
"Iya (sudah diperiksa)," ujarnya.
Argo mengatakan penanganan laporan Imron ini sudah dinaikkan ke tingkat penyidikan. Namun polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.
"Berkaitan laporan Pak Imron itu sudah naik ke penyidikan. Artinya, kita harus mencari siapa pelakunya. Kita masih dalam penyidikan," ujar Argo.
Sebelumnya, petinggi PSSI berinisial IB dilaporkan ke Satgas Antimafia Bola atas dugaan penipuan dalam pengaturan tuan rumah delapan besar liga remaja Suratin Cup. IB meminta uang kepada Imron Abdul Fattah, yang saat itu menjabat manajer Perseba Super Bangkalan.
Pertandingan delapan besar Liga Remaja Soeratin Cup seri nasional itu diselenggarakan di Bangkalan, Madura, pada November 2009. Sebelum akhirnya tuan rumah dijatuhkan kepada Perseba Super Bangkalan, pada Oktober 2009, Imron mengajukan permohonan tersebut kepada PSSI melalui Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) untuk menjadi tuan rumah.
Imron dimintai sejumlah uang untuk menjadi tuan rumah Soeratin Cup. Dia lantas memenuhi persyaratan tersebut. Hingga Oktober 2009, dia mentransfer uang tersebut secara bertahap ke rekening IB.
Imron mentransfer kembali uang sebesar Rp 25 juta pada 13 Oktober 2009. Pada 6 November 2009, dia mentransfer kembali uang Rp 50 juta.
Imron kemudian mengirimkan uang tersebut ke rekening IB. Namun belakangan, Imron baru tahu, untuk menjadi tuan rumah, tidak perlu dikeluarkan uang. dtc