Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Nairobi. Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas sejauh ini ketika terjadi serangan teror mematikan di sebuah kompleks hotel dan perkantoran di Nairobi, Kenya.
Serangan teror di Kenya. Menurut Menteri Dalam Negeri Kenya situasi sekarang berhasil dikuasai
Petugas rumah sakit mengatakan sedikitnya tujuh orang tewas dan delapan mengalami luka-luka.
Kelompok ekstremis asal Somalia Al Shabaab mengaku bertanggung jawab
Menurut keterangan masih bahkan yang terluka dan juga kemungkinan tewas masih berada di dalam kompleks bangunan mewah tersebut 11 jam setelah serangan pertama terjadi.
Menteri Dalam Negeri Kenya mengatakan 'serangan teror' yang mirip dengan serangan ke Westgate Mall di tahun 2013 di Nairobi yang menewaskan 67 orang, sudah berhasil dikuasai, dengan pasukan keamanan mengamankan kompleks perhotelan.
"Saya ingin menegaskan lagi bahwa situasinya terkontrol dan negeri ini aman." kata Menteri Fred Matiang'i.
Menteri tersebut tidak memberikan keterangan di mana keberadaan para penyerang, namun satu jam setelah dia berbicara, terdengar suara tembakan yang menandakan situasi belum sepenuhnya berhasil dikuasai pihak berwenang.
Kelompok Al Shabaab kelompok ekstremis yang berbasis di Somalia yang melakukan serangan di tahun 2013 - sudah mengatakan bertanggung jawab atas serangan terbaru ini.
Nairobi adalah salah satu kota besar di Afrika yang berisi para penduduk asing, dan serangan yang terjadi terhadap kompleks perhotelan dan kantor yang berisi banyak perusahaan internasional mirip dengan kejadian di tahun 2013 dengan lokasi serangan di kawasan pemukiman yang sama.
"Pintu utama hotel diledakkan dan ada tangan manusia di jalanan terpisah dari pundaknya." kata Serge Meci, warga Swiss yang memiliki perusahaan pengamanan yang mendatangi lokasi kejadian ketika mendengar peristiwa tersebut dari seorang sopir taksi.
Medic yang memiliki senjata memasuki gedung hotel dengan seorang polisi dan dua tentara, dan mengatakan kemudian harus mundur karena mendapat tembakan.
Dia mengatakan melihat sebuah granat yang belum meledak di lobi hotel.
Masih belum jelas berapa penyerang yang terlibat, namun melihat pola serangan memang menunjukkan kemiripan dengan serangan yang biasa dilakukan kelompok Al-Shabaab di ibukota Somalia Mogadishu, dimana terjadi ledakan yang diikuti dengan sekelompok pria bersenjata masuk ke dalam gedung.
Kepala polisi Kenya Joseph Boinnet mengatakan seorang pembom bunuh diri terlibat.
"Ini dimulai dengan serangan terhadap bank I&M dengan ledakan engan sasaran tiga kendaraan di tempat parkir dan seorang pembom bunuh diri." katanya.
Seorang warga Australia juga berada di lokasi serangan
Kenya menjadi kawasan dimana ratusan diplomat, pekerja bantuan, pengusaha dan yang lain menjadikan basis bagi operasi mereka di Afrika Timur.
Kedutaan Australia hanya terpisah satu jalan dari kompleks perhotelan.
Simon Crump, seorang warga Australia yang bekerja untuk sebuah perusahaan internasional di kompleks tersebut harus bersembunyi di sebuah ruang kosong bersama dua orang lainnya.
Mereka harus menunggu selama dua setengah jam sebelum mendapatkan bantuan untuk keluar dari lokasi kejadian.
Kenya telah beberapa kali menjadi sasaran serangan Al-Shabaab yang menewaskan 67 orang di kompleks pertokoan Westgate di tahun 2013 dan hampir 150 mahasiswa di Universitas Garissa di tahun 2015.
Al Shabaab mengatakan bahwa ini adalah pembalasan atas penempatan tentara Kenya di dalam Somalia, yang sudah dilanda perang saudara sejak tahun 1991.
Kelompok ekstremis yang mengatakan ingin menjatuhkan pemerintah Somalia yang walau didukung PBB namun masih lemah dan ingin menerapkan hukum Syariah, dengan cepat mengatakan bertanggung jawab. (dtc/abc)