Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Harga kepiting bakau yang terus meroket harga jualnya membuat animo petambak udang vanami beralih beternak kepiting bakau. Bahkan, nelayan juga berburu kepiting yang komoditasnya menempati pasar ekspor itu.
Untuk jenis kepiting bakau super jimbo atau kepiting betina bertelur mencapai Rp 210.000/kg di tingkat petambak dan nelayan. Kepiting kelas A atau kepiting jantan size 2,3 ons/ekor dibandrol Rp 100.000/kg, dan kelas super atau 3,5 ons per ekor dibandrol Rp 130,000/kg.
"Memang sudah berlangsung dua bulan ini harga jual kepiting terus naik, makanya kami berburu kepiting, karena panen cabai barusan tidak berhasil, harga jual cabai hanya Rp 8.000/kg", kata Selamat Riadi, seorang petani cabai yang juga nelayan pemburu kepiting di Dusun Kelantan, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Langkat, Rabu (16/1/2019).
Ditemui terpisah, Sumarno dan Paidi, petambak udang vanami di Dusun Kelantan, mereka mengakui mulai beralih budidaya pembesaran kepiting bakau.
"Alhamdulillah kepiting sudah ada harganya, makanya kami beralih ternak pembesaran kepiting, udang yang diternak kena penyakit, dan terpaksa dipanen, digantikan dengan bibit kepiting", aku mereka.
Sumarno menjelaskan, dari panen kepiting setiap bulannya bisa menutupi kerugian sewaktu bertambak udang.
"Modal udang tidak pulang, tapi bisa ditutupi dengan panen kepiting kemarin, karena harga jual kepiting A saja sudah Rp 100.000/kg",jelasnya.